post image
KOMENTAR
Sebuah forum yang dinamakan Forum Diskusi Sore telah memulai diskusi sorenya pada Rabu (16/6) sore, di Rumah Musik Suarasama, Jalan Stela I, Komplek Kejaksaan, Medan Sunggal. Forum tersebut berencana akan melaksanakan kegiatan diskusi secara rutin per 2 minggu dengan konsentrasi tema tentang segala permasalahan yang ada di kota Medan dan Sumatera Utara khususnya, serta Indonesia umumnya.

Hal tersebut disampaikan oleh salah satu inisiator dan penanggungjawab Forum Diskusi Sore, Ahmad Arief Tarigan M. Si kepada medanbagus.com, Rabu (16/6).

"Sekarang ini masing-masing kita pasti punya penilaian sendiri terhadap kontestasi ruang kota dan negara. Kiranya tidak cukup lagi hanya sekedar berpikir tetapi juga memikir ulang seperti apa kehidupan kita hari ini, termasuk kehidupan di tengah 'peradaban kota'. Forum Diskusi Sore per 2 minggu akan rutin menggelar diskusi seperti ini dan pada momentum tertentu akan membuat event yang lebih besar nilai dan maknanya," kata Ahmad Arief Tarigan yang juga berstatus sebagai Kolumnis medanbagus.com.
 
Diskusi perdana yang digelar Forum Diskusi Sore mengambil tema 'Guru Patimpus: Memikir Ulang Etos Peradaban Kota'. Diskusi perdana Forum Diskusi Sore mengambil tema tersebut dengan pertimbangan bahwa dengan berpikir dan memikirkan ulang teks kota hari ini serta nilai dari narasi Guru Patimpus sebagai pendiri kota Medan merupakan tanggung jawab warga kota Medan sebagai manusia.

"Berpikir dan memikirkan ulang narasi Guru Patimpus dan teks kota hari ini, saat ini, detik ini merupakan tanggung jawab kita sebagai manusia historis, manusia yang memikirkan ulang. Guru Patimpus, beberapa ratus tahun yang lalu telah mewariskan sebuah narasi sejarah peradaban," ujar Arief.

Arief melanjutkan bahwa setelah kita mampu berpikir dan memikirkan ulang tentang narasi Guru Patimpus, maka kita akan mendapatkan pengetahuan tentang persepsi dan karakter sebuah etos dan semangat peradaban kota.

"Narasi sejarah peradaban akan mewariskan etos, yaitu persepsi, karakter, kepribadian, dan sikap yang muncul dari nilai-nilai hidup yang diyakininya. Spirit yang mengajarkan mencintai pengetahuan, keberanian dialektis, sikap berjiwa besar mengakui hak dan kewajiban pihak lain, proporsionalitas, dan kreativitas membangun peradaban. Etos inilah yang bisa kita maknai ketika membaca narasi sejarah Guru Patimpus," lanjutnya.

Forum Diskusi Sore dilaksanakan berangkaian dengan acara buka puasa bersama. Diskusi perdana yang diselenggarakan Forum Diskusi Sore tersebut difasilitasi oleh budayawan dan komposer taraf internasional yang dimiliki Sumatera Utara, yaitu Irwansyah Harahap.

Kegiatan perdana Forum Diskusi Sore tersebut juga turut dihadiri banyak tokoh  dari berbagai bidang keahlian. Diantaranya dari tokoh intelektual yaitu Erwin Pane, Irwansyah Hasibuan, Gagarin Sembiring, Ompung Lentera Langit Jingga. Komunitas Sprititual Indonesia Medan yaitu Ramli Aziz, Elly Nasution, Kusnandar, Kristina Natazia, Pelita Monald Ginting, Darma Shani Siregar, Muhammad Ichsan. Pegiat kemanusiaan Sumut yaitu Hanna Bangun dan Tania Depari.  Enterpreneur Muda Sumut yaitu Eka Tarigan. Pegiat dan peneliti kebudayaan asal Batang, Jawa Tengah, yaitu Nashir. Seniman muda Sumut yaitu Simpei Sinulingga Beri Pana Sitepu dan Andi Parlindungan Gultom. Raja Urung Senembah yaitu Wan Khaidir Barus. Akademisi sekaligus fasilitator selanjutnya yaitu Asmyta Surbakti.Serta dihadiri langsung oleh salah satu wartawan medanbagus.com.[rgu]

Pemantapan Sebelum Dipentaskan Diajang Bergengsi, Mantra Bah Tuah Mendulang Dukungan dan Apresiasi

Sebelumnya

Pakat Melayu, Tegaskan Komitmen Jaga Budaya Melayu

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Budaya