
Menurut fasilitator diskusi yang juga berstatus sebagai tokoh komposer dan budayawan taraf internasional yang dimiliki Sumut, Irwansyah Harahap mengatakan bahwa semangat dan nilai agreeculture yang dimiliki desa lebih dari sekedar pertanian dan cocok tanam.
"Agreeculture, dimana basis agreements satu-satunya yang di visi kehidupan manusia yang diberi culture itu kan agree. Agree kalau kita artikan dalam bahasa kita kan pertanian, cocok tanam. Tapi kita lupa kalau dalam bahasa inggris ada spirit agreeculture, agree berasal dari kata agreement, kesepakatan. Jadi desa membantu kita untuk menyelesaikan segala permasalahan dalam konteks agreement," kata Irwansyah.
Irwansyah mengungkapkan bahwa segala formulasi modern yang dimiliki kota sebenarnya bermuara pada kesadaran desa, yaitu kesadaran agreement.
"Desa punya sifatnya sendiri, caranya yang macam-macam tapi konteksnya tetap sama, agreement. Segala sesuatu keluar dari sebuah agreement. Nah hari ini kita menghadirkan dalam bentuk formulasi yang modern, ada sistem, ada pilar, disebut legislatif, eksekutif, yudikatif . Sebenarnya semua itu bermuara pada kesadaran agreement itu tadi. Jadi agreement yang menjadi culture, kebiasaan" ungkapnya.
Dalam kaitannya dengan Guru Patimpus, Irwansyah menyebutkan bahwa semangat yang dimilikinya dalam membangun kota dari desa jangan sekedar dijadikan ingatan semata, melainkan juga menjadi suatu kekuatan nyata untuk kota Medan.
"Nah tema guru patimpus menjadi penting kalau kita berbicara kota medan. Kita semua bertanya seperti apa itu? Setau apa kita tentang patimpus? Apa yang bisa kita telusuri jejaknya? Kita hari ini misalnya mengatakan patimpus sebagai pendiri kota medan, saya gak tahu jejak apa yang bisa kita hadirkan. Tidak semata-mata menjadi ingatan, tapi menjadi suatu kekuatan untuk kota," sebutnya.
Maka dari itu, untuk dapat memahami bagaimana nasib masa depan kota Medan, siapapun yang berdomisili di kota Medan harus menjadi narasumber tentang kota Medan.
"Sesungguhnya seluruh warga kota wajib menjadi nara sumber tentang kotanya, siapapun dia. Tak peduli asalnya dari mana, ketika sudah tinggal di kota medan berkewajiban memikirkan seperti apa kotanya, dan mau diapain kotanya," demikian Irwansyah. [hta]
KOMENTAR ANDA