post image
KOMENTAR
Program sehari penuh di sekolah atau full day school bukan hal baru bagi banyak sekolah swasta. Banyak diantara sekolah itu beraktivitas sampai pukul 16.00-17.00.

"Bahkan, bukan hanya full day school, tapi kita sudah lama mengenal boarding school (berasrama, red)," jelas Atase Pendidikan dan Kebudayaan, KBRI Kuala Lumpur tahun 2006 -  2010, M. Imran Hanafi (Rabu, 10/8).

Dia sendiri setuju dengan sistem full day school yang disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy. Karena ide tersebut sangat bagus dalam rangka memperkuat karakter anak-anak Indonesia.

"Apalagi karakter menjadi bagian dari visi Nawa Cita Presiden Joko Widodo," jelas dosen Fisip Universitas Hasanuddin.

Namun, dia menambahkan, ide awal Mendikbud tersebut tentunya belum bisa dinilai lebih jauh karena belum jelas batasan apa dan bagaimana yang dimaksud full day school tersebut.

"Berapa jam pelaksanaannya dan bagaimana keragaman aktivitas anak selama berada di sekolah," sambungnya.

Demikian juga, sejauh mana praktek penerapannya pada setiap jenjang sekolah, harus jelas. Karena tentu pada jenjang SD berbeda dengan SMP, SMA, dan SMK. Belum lagi kesiapan sekolah dan guru.

Selain itu dia menambahkan, bila full day school diterapkan, kegiatan ko-kurikuler yang memperkaya soft skill anak harus diperbanyak. Baik sekolah yang ada di kota maupun di desa.

"Sekolah di kota dan di desa, dipercaya dengan latihan dan jenis olah raga dan musik. Ketrampilan pun bisa diperbanyak. Kalau anak di desa yang banyak pertanian, anak sejak awal diajari ketrampilan sederhana terkait pertanian. Dan itu berbeda dengan anak yang bersekolah di daerah perikanan, perdagangan, atau anak yang bersekolah di perkotaan," tandasnya.

Tak hanya itu, kesempatan untuk menambah pendidikan agama dan budi pekerti bagi anak akan lebih besar jika full day school ini dilaksanakan. "Sudah waktunya negara memberikan perhatian dan pengayaan ketrampilan bagi anak-anak kita di sekolah," tandasnya.

Muhadjir sendiri kemarin mengucapkan terimas kasih atas respons masyarakat atas wacana yang disampaikannya tersebut. Pihaknya sedang melakukan pengkajian. Kalau hasilnya tidak sempurna, dia siap membatalkan rencana penerapan full day school tersebut.

"Nanti akan saya sampaikan lagi ke masyarakat dan akan diuji kira-kira dilanjutkan atau tidak? Dilihat juga mana yang harus disempurnakan, kalau tidak ya enggak apa-apa, kami tarik (programnya)," ungkapnya. [zul]

Komunitas More Parenting Bekerja Sama Dengan Yayasan Pendidikan Dhinukum Zoltan Gelar Seminar Parenting

Sebelumnya

Sahabat Rakyat: Semangat Hijrah Kebersamaan Menggapai Keberhasilan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Komunitas