post image
KOMENTAR
MBC. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengingatkan kebijakan kenaikan tarif cukai rokok tidak memberatkan industri rokok skala kecil. Pasalnya, perusahaan sigaret kretek tergolong kecil namun menyerap banyak tenaga kerja.

"Tarif cukai naik terus sementara produksi menurun. Sigaret kretek akan merosot kalah bersaing dengan sigaret putih mesin (SPM). Semakin rendah golongan perusahaan kretek hendaknya semakin rendah tarif cukainya," ujar politisi PKB Abdul Kadir Karding di Jakarta, Selasa (4/10).

Dia menjelaskan, angka kenaikan tarif cukai rata-rata 10,54 persen cukup tinggi. Karenanya, pemerintah tidak bisa menekan SKT untuk memberikan kontribusi besar terhadap pendapatan negara. Selain itu, kenaikan tarif cukai juga akan berdampak merosotnya produktivitas sigaret kretek.

Menurut Kadir, penurunan produksi kretek juga akan berpengaruh pada penyerapan hasil pertanian tembakau lokal. Mengingat hanya perusahaan sigaret kretek yang menggunakan hasil perkebunan tembakau lokal. Hal ini berbeda dengan perusahaan SPM yang bisa memenuhi kebutuhan produksi dengan tembakau impor.

Hal tersebut juga akan membuat petani merugi lantaran perkebunan tembakau di Indonesia cukup luas. Tercatat, pada 2013, luas perkebunan tembakau di Indonesia mencapai 193.000 hektar dengan produksi 928 kilogram per hektar. Perkebunan itu mampu menyerap 528.000 petani dan tenaga pendukung sebanyak 115.000 orang.

"Jika hasil perkebunan tembakau tidak bisa diserap mereka akan merugi," demikian Kadir.

Diketahui, Menteri Keuangan Sri Mulyani telah mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 147 /PMK.010/2016 yang menetapkan kenaikan rata-rata tertimbang sebesar 10,54 persen. Tarif tertinggi yang dipatok untuk jenis tembakau sigaret putih mesin (SPM) sebesar 13,46 persen, sedangkan kenaikan tarif terendah untuk hasil tembakau sigaret kretek tangan (SKT) golongan IIIB adalah 0 persen. [hta/rmol]
 

Kemenkeu Bentuk Dana Siaga Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Sebelumnya

PTI Sumut Apresiasi Langkah Bulog Beli Gabah Petani

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ekonomi