post image
KOMENTAR
Penganiayaan beraroma modus penipuan dialami seorang karyawan toko ponsel di Kelurahan Tanjung Selamat, Medan Tuntungan.

Peringatan Halewa (20), karyawan Khekhe Ponsel milik Oki Bagun, Kamis (13/10) malam menjadi korban penganiayaan yang dilakukan lima orang tak dikenal di dalam toko di jalan Flamboyan Raya no. 34 Tanjung Selamat.

Korban yang mengalami penyerangan brutal itu kemudian mengadukan  pengalamannya kepada sang pemilik toko.

Menurut Oki kepada Medanbagus.Com, berdasarkan penuturan Peringatan Halewa, karyawannya itu dipukul secara membabi buta oleh 5 orang tamu. Tak hanya itu, bahkan seorang diantara pelaku mengaku sebagai polisi berani menodongkan senjata api serta mengancam membunuh karyawannya serta membongkar toko.

"Salah seorang dari kelima pelaku mengaku oknum polisi dan mengancam karyawan saya dengan pistol. Tak hanya itu,toko saya juga ibongkar, seolah kami pelaku kejahatan yang menyimpan barang bukti kejahatan," kata Oki yang pada waktu kejadian tengah tidak berada di tempat.

Dituturkan Oki, adapun peristiwa pemukulan ini berawal dari seorang konsumen yang datang ke Kheke Ponsel dan meminta untuk mengisikan pulsa Telkomsel senilai Rp.50.000, sebanyak 13 kali pada sore hari tanggal 13 Oktober 2016 pukul 15:23 ke 4 nomor (082276221885; 082166604543; 085372383118; 085361631070)

"Setelah pengisian selesai ternyata konsumen tersebut tidak memiliki uang membayar, kemudian memberikan sepeda motor sebagai jaminan. Tidak lama datanglah seorang perempuan dan disebut ibu oleh konsumen itu, memarahi sang konsumen dan kemudian berjanji datang kembali jam 20.00 untuk membayar pulsa serta mengambil motor yang dijadikan sebagai jaminan," kisah Oki merekonstruksi kejadian.

Sekitar pukul 20.00 wib datang konsumen bersama lima rekannya mengendarai mobil Toyota Rush BK 1117 UG.

"Satu orang menunggu di depan toko dan 5 orang (termaksud konsumen) masuk ke dalam toko sambil mendobrak pintu toko. Mereka membentak pegawai saya dan secara membabi buta menampar, memukul, menodongkan senjata api dan mengancam membunuh sambil terus berteriak "mana kereta saya?!"

Tak sampai disitu, lanjut Oki, para pelaku penyerangan juga menuduh karyawannya telah menipu dan bersekongkol dengan pemilik nomor yang dipinta konsumen tadi untuk diisi pulsa Telkomsel.

"Sebagai pelaku usaha isi ulang pulsa sering sekali kami temui korban penipuan dengan meminta isi pulsa, kami sebagai pengisi pulsa sudah sering ingatkan korban seperti konsumen di atas dan bahkan beberapa kali kami menghentikan transaksi dengan alasan stok yang diminta sudah habis," kata Oki.

"Yang sangat saya sayangkan sikap oknum yang mengaku sebagai polisi dan mengaku sebagai ayah dari konsumen, melakukan penganiyaan kepada pegawai saya. Tentunya bila benar si ayah konsumen seorang polisi, dia sudah tau bahwasanya kejadian ini adalah Cyber Crime, yang diburu adalah nomor tujuan melalui laboratorium forensik unit cyber crime poldasu, bukan malah bersikap membabi buta kepada kami pelaku usaha isi ulang pulsa. Kami juga korban dan tidak sedikitpun berniat tipu tipu dalam menjalankan usaha," lanjut Oki.

Menurut Oki, kejadian yang berindikasi penipuan seperti ini sudah kerap menimpa pelaku usaha isi ulang pulsa.

"Saya pernah menahan seorang konsumen dengan modus yang sama. Yakni menitipkan sepeda motornya untuk jaminan pembayaran pulsa. Namun ketika itu, saya paksa dia untuk memberikan uang tunai. Saya tahan konsumen itu dan tak mau menerima sepeda motornya," kata Oki. [hta]

Anak Dan Ayah Keroyok Warga Hingga Tewas Di Medan

Sebelumnya

Ini Obat Cair Yang Digunakan Reynhard Sinaga 'Predator Seksual' Dalam Memperdaya Korbannya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Kriminal