post image
KOMENTAR
Warga pelintas jalan Jenderal Gatot Subroto khususnya perempatan terminal Pinang Baris mengeluhkan kemacetan parah yang saban hari dialaminya.

Sutrisno, warga Km 18, Medan-Binjai mengaku setiap hari melintasi satu-satu jalan yang menghubungkan daerahnya dengan tempat kerjanya di Medan.

"Kemacetan semakin parah belakangan ini. Pemerintah tak serius mengurai kemacetan ini," kata Sutrisno yang bekerja sebagai marketing sebuah perusahaan jasa perjalanan di bilangan Petisah ini.

Menurut Sutrisno, populasi kenderaan yang terus bertambah dan fasilitas jalan yang tak disesuaikan, menambah antrean kenderaan di tempat itu, khususnya pada pagi hari, saat aktifitas dimulai.

"Bayangkan, setiap pagi kita sudah dihadapkan pada situasi begini. Eh, sore waktu pulang, keadaan pun sama. Kenapa tak ada solusi untuk kemacetan di sini?" lanjut dia.

Lain lagi dengan Magdalena, warga Pasar Kecil, Km 16. Menurut Magdalena, semakin hari kemacetan semakin menjadi-jadi.

"Disaat semua mau beraktifitas, di situ orang kerja, anak pergi sekolah, di situ pula baru beres beres dan membersihkan tumpukan sampah pajak Kampung Lalang," kata dia.

Menurut Magdalena, semua orang yang melintasi jalan itu sudah paham betul dengan kondisi perempatan Pinang Baris, tapi, anehnya seperti sudah dimaklumi dan diterima dengan lapang dada.

"Anehnya banyak orang yang mengeluh. tapi besoknya lewat sini lagi karena memang cuma ini jalan satu-satunya. Bagaimana kita mau bahagia melakukan aktifitas kalau sudah dimulai dengan maki-maki dulu di jalan," kata dia.

"Mau naik angkot, kereta ataupun kenderaan pribadi, semua sama aja. Ambulans dan pemadam kebakaran saja, suka nyangkut di sini," lanjut Magdalena.

Magdalena pun pesimis dengan alat transportasi baru yang sedang dikampanyekan untuk mengatasi kemacetan.


"Busway Mebidang pun kena macet. Kereta api stasiunnya di Lapangan Merdeka. Terus rakyat mau naik apa? beli kereta sendiri pun macetnya semakin gila," keluh Magdalena.

Kemacetan di Kelurhan Kampung Lalan, Kecamatan Medan Sunggal sudah memasuki tahap serius dan layak diperhatikan.

"Solusinya memang itu, buat jembatan layang kayak di Amplas. Apalagi ini jalan lintas, ada truk besar yang juga lewat sini," kata Magdalena. [hta]

Komunitas More Parenting Bekerja Sama Dengan Yayasan Pendidikan Dhinukum Zoltan Gelar Seminar Parenting

Sebelumnya

Sahabat Rakyat: Semangat Hijrah Kebersamaan Menggapai Keberhasilan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Komunitas