post image
KOMENTAR

Tahun 2016, menjadi tahun yang berat bagi perjalanan pers di Indonesia. Ketua Dewan Pers, Yosep "Stanley" Adi Prasetyo mengungkapkan hal itu, mengingat banyak sekali terjadi gangguan kebebasan pers di banyak kasus.

"Tahun ini tahun cobaan, kebebasan pers diuji," ujar Stanley di Kantor Dewan Pers, Jakarta, Selasa (15/11).

Banyak case di daerah di Indonesia, ruang gerak pers dibatasi. Dewan Pers menerima banyak pertanyaan dari banyak pihak apakah wartawan tidak usah meliput suatu peristiwa karena menerima ancaman di lapangan.

Hal itu merujuk peristiwa terakhir yakni aksi bela Islam jilid II tanggal 4 November, karena terdapat wartawan yang dianiaya dan menerima ancaman dari oknum massa aksi.

"Kami di Dewan Pers banyak mendapat pertanyaan itu. Mereka khawatir kalau turun meliput akan diserang. Banyak kendaraan stasiun TV dilempar batu dan diserang massa. Dan beberapa wartawan dilecehkan," beber Stanley.

Ia menyerukan bahwa ancaman dan penyerangan kepada pekerja media harus dihentikan. Publik harus paham, bahwa wartawan bekerja hanya melaporkan fakta untuk kepentingan publik. Jika publik tidak puas atau merasa nuansa pemberitaannya tidak sesuai, baik di media televisi, online, dan cetak, Stanley menghimbau agar dilaporkan ke Dewan Pers, dan jangan menyerang wartawan di lapangan.

"Kalau ada kesalahan, ada penanggung jawab media yang bisa kita minta pertanggung jawabannya. Bukan wartawan di lapangan, wartawan di lapangan hanya mengumpulkan kepingan-kepingan fakta untuk digabungkan dengan liputan yang lain, lalu disiarkan ke publik," tegasnya.

Ia mengaku prihatin, atas kejadian pelecehan, serangan dan ancaman yang ditujukan kepada wartawan. Ia mempertanyakan apa tujuan sekelompok orang tersebut membuat seruan agar mengintimidasi wartawan dari media tertentu.

Ia mengingakan, bahwa jikalah pers dibatasi dalam mencari infromasi, maka publik akan mengalami kerugian akrena hanya mendapat data atau berita yang tidak utuh atau sekeping.

"Pers ada untuk mencari fakta. Kalau pers dibatasi, publik akan mendapat data yang sekeping. Berikan ruang kemerdekaan pers pada wartawan," seru Stanley. [hta/rmol]
 

Komunitas More Parenting Bekerja Sama Dengan Yayasan Pendidikan Dhinukum Zoltan Gelar Seminar Parenting

Sebelumnya

Sahabat Rakyat: Semangat Hijrah Kebersamaan Menggapai Keberhasilan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Komunitas