post image
KOMENTAR
Kepolisian sebaiknya segera mengungkap sumber awal atau pembuat kabar tentang Indonesia kebanjiran tenaga kerja as­ing (TKA) ilegal, khususnya asal China, jika benar kabar itu hoax atau kabar palsu. Karena bantahan demi bantahan pejabttat terkait, bahkan bantahan Presiden, sepertinya belum mereda­kan peredaran kabar itu di media sosial dan pesan berantai.

Kabar tentang Indonesia kedatan­gan banyak TKA ilegal, khususnya asal China, banyak berseliweran di media sosial dan pesan berantai. Meski sudah dibantah oleh Presiden Joko Widodo dan sejumlah pejabat terkait, tapi kabar itu terus beredar.

Kabar itu dirasa telah menimbulkan keresahan publik. Sejumlah pejabat terkait sudah menyampaikan bantahan. Bahkan, Presiden Joko Widodo ikut bicara.

Presiden menegaskan, kabar tersebut adalah fitnah yang tidak boleh dipercaya. Presiden menyampaikan bantahan saat meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) Lahendong Unit 5 dan 6 serta PLTP Ulubelu Unit 3 Lampung, yang digelar di Tampaso, Minahasa, kemarin.

"Saya ingatkan sekali lagi, jangan ada yang percaya dengan sebaran fitnah, dengan tenaga kerja dan investasi yang dibilang sebagai ancaman, kebanjiran tenaga kerja, perlu saya sampaikan tidak," kata Presiden Jokowi, seperti dilansir media online.

Presiden menambahkan, kini ban­yak diisukan tenaga kerja asing dari China masuk Indonesia berjumlah 10 juta, bahkan ada yang menyebut 20 juta orang.

"Informasi yang saya terima jum­lahnya 21.000 orang, iya. Itu pun keluar dan masuk karena banyak hal-hal yang kita belum siap yang harus dipasang. Tapi kalau kita sudah siap, kita pakai tenaga kerja sendiri," jelas Jokowi.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyampaikan, jajarannya sudah mengidentifikasi penyebar isu serbuan tenaga kerja China di media sosial. "Itu kan bisa dicari dan sudah teridentifikasi," kata Rudiantara di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, kemarin.

Namun Rudiantara enggan mengungkapkan identitas akun yang menyebarkan isu tersebut. Dia beralasan, Kemenkominfo tengah berk­oordinasi dengan Kepolisian untuk melakukan upaya hukum. "Tanya penegak hukum," kata dia.

Rudiantara mengimbau netizen tidak menggunakan media sosial sebagai sarana untuk menyebarkan hoax atau berita palsu. Ia juga mengimbau netizen untuk tidak mudah menyebarkan sesuatu yang belum jelas kebenarannya.

"Pakai fakta dan data, sampaikan secara benar. Kalau enggak benar, itu kan terjadi pembohongan pub­lik," ucapnya.

Bantahan senada juga disampai­kan Dirjen Imigrasi dan Kementerian Tenaga Kerja.

Nah, khalayak netizen ramai merespons bantahan Presiden Joko Widodo. Di antaranya, pengguna Facebook dengan akun Gus Junkis malah mengaku khawatir kabar itu bukan sekadar hoax. "Kalau ternyata benar gimana pak? Ngeriii. Apa masih mau diproses yang punya akunnya," komentarnya.

Akun Ahmad Zakir malah menga­takan, isu 10 juta tenaga kerja asing ilegal berasal dari pemerintah.

"Jangan dipelintir pak. Isu 10 juta TKA itu bapak sendiri yang maling teriak maling. Nggak ada yang bil­ang TKA 10 juta seperti tuduhan pak Jokowi. Yang dipersoalkan janji kampenye buka 10 juta lapangan kerja, tapi tidak terbukti," kritiknya.

Akun Wisnu Dewabrata menjelaskan, isu 10 juta TKA asal China tidak hanya digulirkan via media sosial saja. "Awalnya bukan dari akun sosmed, tapi lewat langsung di publik. Siapa itu namanya ya?" cuitnya.

Netizen Yanto Gendis juga tidak percaya dengan bantahan Presiden Jokowi. "Aneh negeri ini, faktanya banyak TKA asing ilegal, dibilang hoax hemmm."

Malah netizen Emil Hadi S menyarankan Presiden Jokowi mengecek ulang kebenaran laporan anak buahnya. Jangan sampai, Presiden juga dibohongi dengan data yang tidak sesuai fakta. "Infonya juga perlu diselidiki juga kan pak?"

Banyak juga netizen yang tidak percaya dengan isu tersebut. Misalkan, akun Maya Sari mengatakan, di era teknologi informasi, masyarakat harus pandai menyaring informasi yang beredar luas di media sosial. Termasuk isu Indonesia kebanjiran tenaga asing ilegal.

"Awas sekarang banyak tukang fitnah bermain politik lewat media sosial," tulis akun Maya Sari.

Akun Rijanto Fang mengaku tidak percaya dengan isu tersebut, "Sebanyak 1 juta aja Jakarta penuh, apalagi 10 juta. Kan aneh, makanya berarti isu itu bohong," tulisnya.

Akun Apri Nandana mendesak pemerintah untuk menempuh jalur hukum, menindak pihak-pihak yang membuat hoax tersebut. "Tangkap aja pak. Udah buat bangsa ini ka­cau."

Akun Jerry Ronald Siahaan men­impali, "Mudahnya isu fiktif beredar luas di media sosial masih sulit diatasi. Belum ada penangkalnya, pak."

Secara terpisah, Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Ari Dono mengatakan, pihaknya tengah menelusuri pihak-pihak yang menyebarkan isu serbuan tenaga kerja asal China. Sejauh ini belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka. "Masih kita trace, dalam lidik," kata dia.[rgu/rmol]

Hilangnya Jati Diri Seorang Siswa

Sebelumnya

Delapan Butir Maklumat KAMI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Opini