
Demikian kira-kira penjelasan saksi Arim (Financial Controller PT Hardaya Inti Plantation/HIP) dan Direktur HIP Totok Lestyo dalam sidang dengan terdakwa Amran Batalipu di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (12/11).
Dalam keterangannya, Totok mengatakan bahwa semua pertemuan antara Amran dan Hartati sepenuhnya diatur oleh dirinya.
"Awalnya, Pak Bupati telepon saya minta ketemu Ibu Hartati. Lalu saya atur pertemuan di PRJ pada 11 juni. Tetapi karena Ibu Hartati sudah mau naik mobil pergi, lalu saya atur lagi pertemuan di Grand Hyatt," ujar Totok dihadapan persidangan yang diketuai oleh Hakim Gusrizal itu.
Saat ditanya Hakim Gusrizal tujuan dari pertemuan itu, Totok mengatakan pertemuan dilakukan karena Bupati Amran akan minta bantuan dana kepada Hartati.
"Tujuannya Pak Amran mau minta sumbangan. Tidak ada tujuan lain," jelas Totok.
Dalam pertemuan dengan Hartati di Hyatt tersebut, kata totok, Amran minta bantuan uang ke Hartati, dan disetujui sebesar Rp1 miliar.
Saksi lainnya, Arim juga menegaskan Hartati menyetujui pemberian dana Rp 1 miliar saat pertemuan di Hyatt.
"Saat itu terdakwa (Amran) minta bantuan sembako kepada Ibu Hartati Rp1 miliar. Ibu setuju bantuan itu untuk pengamanan. Ibu menekankan ada demo-demo yang menghambat operasional pabrik. Ibu menegaskan Rp1 miliar itu untuk bantuan pengamanan pabik," kata Arim.
"Apa uang Rp1 miliar itu berhubungan dengan penerbitan surat-surat rekomendasi untuk HGU?" tanya Hakim Gusrizal.
"Tidak. Rp1 m itu disetujui saat di Grand Hyatt dan saat itu tidak dibicarakan sama sekali soal surat-surat, tetapi hanya soal pengamanan pabrik," tegas Arim.
Sementara itu, mengenai tambahan Rp2 miliar, Totok menjelaskan dirinya sendiri yang memutuskannya, tanpa minta persetujuan Hartati.
Dijelaskan, setelah bertemu dengan Hartati di Hyatt, dirinya dan Arim melanjutkan pertemuan dengan Amran sambil makan.
"Saat itu Amran terus menerus minta sumbangan Rp3 miliar. Karena sudah disetujui oleh Ibu Rp1 miliar, saya tambah. Jadi yang Rp2 miliar itu saya teken sendiri. Ibu Hartati tidak tahu pengeluaran yang Rp2 m itu," kata Totok.
Totok mengatakan, sebenarnya dirinya telah menyampaikan ke Hartati bahwa Amran minta tambahan Rp2 miliar. Tetapi Hartati dian saja, tidak menjawab. Meskipun begitu Totok tetap berinisiatif menambah pemberian Rp2 m lagi, karena dia takut perusahaan akan kembali didemi sehingga akan menderita kerugian lebih besar lagi.
Dalam kesempatan itu, Arim juga menyampaikan bahwa dirinya juga diminta terdakwa untuk menyampaikan ke Hartati soal permintaan uang Rp2 m. Tetapi Arim tidak menyampaikan ke Hartati karena dia jarang berhubungan dengan Hartati. Arim justru menyampaikannya ke Totok. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA