post image
KOMENTAR
Biang keladi insiden hilangnya radar Bandara Soekarno-Hatta pada tanggal 16 Desember lalu bukan lantaran pasokan PLN buruk. Melainkan, diakibatkan kerusakan Suplai Daya Bebas Gangguan atau UPS (Uninterruptible Power Supply).

Demikian keterangan pers Ketua  Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Tatang Kurniadi di Jakarta, Senin (24/12) malam.

"Hasil investigasi awal menemukan bahwa komponen kapasitor di UPS 1 terbakar," katanya.

Menurut ensiklopedia maya Wikipedia, UPS atau Suplai Daya Bebas Gangguan merupakan adalah perangkat yang biasanya menggunakan baterai "back-up" sebagai catuan daya alternatif, untuk dapat memberikan suplai daya yang tidak terganggu untuk perangkat elektronik yang terpasang. Selain itu disebutkan, UPS merupakan sistem penyedia daya listrik yang sangat penting dan diperlukan sebagai benteng dari kegagalan daya serta kerusakan sistem dan "hardware" (perangkat keras).

UPS dipaparkan juga akan menjadi sistem yang sangat penting dan sangat diperlukan pada banyak perusahaan seperti penyedia jasa telekomunikasi, jasa informasi, dan penyedia jasa internet.

Berdasarkan hasil investigasi awal tersebut, kapasitor yang terbakar itu membuat tidak berfungsinya sakelar otomatis kepada UPS 2 yang mengakibatkan terganggunya UPS.

Hal tersebut membuat terputusnya aliran ke panel distribusi utama menara pengatur lalu lintas penerbangan dan mengakibatkan Jakarta Automated Air Traffic System tidak dapat menampilkan sejumlah data penerbangan.

Karena itu, pemanduan terhadap pesawat saat terjadinya gangguan tersebut dilaksanakan dengan prosedur kontrol nonradar seperti menunda seluruh penerbangan dari Soekarno-Hatta dan mendahulukan pesawat yang akan melakukan pendaratan dengan menambah jarak aman sesuai SOP yang berlaku.

Ketua KNKT mengemukakan, investigasi dilakukan untuk memperbaiki tingkat keselamatan penerbangan sehingga informasi kepada masyarakat dapat akurat dan transparan.

Sebelumnya, Presiden SBY meminta dilakukan investigasi menyeluruh terhadap insiden hilangnya radar di Bandara Soekarno-Hatta sehingga berimbas pada 64 jadwal penerbangan, akibat terhentinya pasokan listrik dari UPS.

"Saya menganggap bahwa ini tidak bisa dianggap sebagai sesuatu yang biasa saja,...harus ada investigasi menyeluruh," kata Presiden Yudhoyono dalam konferensi persnya di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (21/12) pagi, setibanya dari melakukan kunjungan kerja ke Malaysia dan India.

Menurut Presiden, insiden tersebut tidak dapat dianggap sebagai peristiwa biasa karena bukan pertama kali terjadi dan memberikan dampak yang luar biasa. [ant/hta]
 

Komunitas More Parenting Bekerja Sama Dengan Yayasan Pendidikan Dhinukum Zoltan Gelar Seminar Parenting

Sebelumnya

Sahabat Rakyat: Semangat Hijrah Kebersamaan Menggapai Keberhasilan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Komunitas