Pemain bertahan Gabriel Kadiev (19) sukses memulai debutnya di Klub Beitar Jerusalem. Pemain asal Chechen itu akhirnya benar-benar merumput dalam ajang lanjutan Liga Israel (Senin, 11/20). Kadiev yang diturunkan pada menit ke-80 dalam pertandingan melawan Bnei Sakhnin menunjukkan gaya baru dan mendapat pujian sebagian suporter. Sayangnya dalam pertandingan yang berujung dengan hasil seri 2-2, Kadiev harus menerima umpatan dan caci maki sebagian besar suporter klub yang diasuh Eli Cohen itu.
Kemunculan pemain muslim di Liga Israel itu menjadi kontroversi di kalangan suporter Beitar Jerusalem. Seperti yang dikutip dari Fox Sport, bahkan sebelum Kadiev diturunkan, pendukung klub ibukota itu membentangkan spanduk besar yang bertuliskan "Beitar selamanya murni (yahudi)".
Namun, dari sekian banyaknya suporter Beitar yang menolak kedatangan Kadiev, ada juga pendukung setia klub itu yang menerima Kadiev dan memuji penampilannya.
"Saya datang ke sini untuk menunjukkan bahwa tidak semua fans Beitar adalah berandalan dan rasis. Saya tidak akan membiarkan mereka membuat saya membuang rasa cinta terhadap tim ini," ujar Yair Sina (49) yang mengaku mendukung klub itu sepanjang hidupnya.
Hal yang sama juga dilontarkan pendukung Beitar yang lain. Shabtai Barash (60), seorang pengusaha restoran yang selalu mengikuti perkembangan yang terjadi di klub kesayangannya itu bahkan mendesak kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menegur kepada fans yang berlaku rasis.
"Saya di sini untuk memberi dukungan kepada para pemain, saya tidak peduli apakah mereka muslim, kristen atau yahudi. Saya hanya ingin tim saya bermain bagus. Kami percaya pihak kepolisian dan Perdana Menteri harus menunjukkan otoritas mereka dan mengatakan sesuatu kepada fans [garis keras] seperti ini, yang juga mendukung Netanyahu." ujar dia seperti yang dikutip Sydney Morning Herald.
Sementara itu, sedikitnya 70 suporter Beitar terpaksa dikeluarkan karena membuat kerusuhan dalam pertandingan yang dijaga 400 personil polisi Israel. [hta]
.jpg)
KOMENTAR ANDA