post image
KOMENTAR
MBC. Sistem Monitoring dan Pengendalian BBM (SMP) akan memantau secara "online" penyaluran BBM jenis premium dan solar bersubsidi yang keluar dari 91.311 nozzle di 5.027 SPBU seluruh Indonesia. Alat tersebut akan dipasang di seluruh "nozzle" SPBU dan kendaraan.

Dengan peralatan itu, maka penggunaan BBM di masing-masing kendaraan akan terpantau secara "online". Jika kendaraan telah ditetapkan tidak berhak menerima subsidi atau sudah melampaui kuotanya, maka secara otomatis BBM tidak dapat mengalir ke dalam tangki kendaraan tersebut.

Melalui sistem tersebut, Pertamina memperkirakan dapat menekan kebocoran BBM subsidi hingga 1,5 juta kiloliter atau berhemat senilai Rp7,5 triliun

Siapa pemenang tender sistem tersebut?

"Tender telah dilakukan secara transparan dengan INTI menjadi penawar terbaik," kata Senior Vice President Fuel Marketing and Distribution Pertamina Suhartoko di Jakarta, Rabu, (3/4/2013).

Menurut dia, berdasarkan evaluasi teknis, INTI menjadi yang terbaik, sementara dari sisi harga, BUMN itu menawarkan harga terendah.

Harga penawaran INTI Rp18/liter sampai monitoring dan Rp20,74/liter sampai pengendalian BBM subsidi.

Sementara, lanjutnya, PT Telkom Tbk menawarkan harga lebih tinggi. Berdasarkan informasi yang diperoleh wartawan, Telkom menawarkan harga Rp72,5 per liter.

Dengan kuota BBM subsidi APBN 2013 yang ditetapkan 46 juta kiloliter, maka biaya SMP dengan harga penawaran INTI menjadi Rp828 miliar atau Rp4,14 triliun dalam lima tahun.

Sebelumnya, tender sistem monitoring dan pengendalian BBM subsidi di Pertamina menyisakan dua peserta yakni PT Telkom Tbk dan INTI dari sebelumnya diundang 16 perusahaan. [rob]

Kemenkeu Bentuk Dana Siaga Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Sebelumnya

PTI Sumut Apresiasi Langkah Bulog Beli Gabah Petani

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ekonomi