post image
KOMENTAR
Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Medan Mont Gomery Munthe mengatakan 80 persen supir di medan hidup dalam garis kemiskinan. Itu faktor utama mengapa diusulkan agar tarif angkutan dinaikkan.

Ia membeber, saat ini pendapatan supir hanya berkisar antara Rp25 ribu sampai Rp45 ribu.

"Paling besar Rp50 ribu yang bisa dibawa pulang ke rumah, jadi kami meminta pengertian dari kita semua tentang kenaikan tarif ini,” katanya dalam rapat Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) di Balai Kota, Jumat (5/4/2013).

Faktor lain kenaikan tarif angkot juga disebabkan harga suku cadang yang juga naik. Oleh karena itu Keluarga Pemilik Angkutan dan Supir (Kesper) Sumut berharap Pemko Medan memberikan subsidi kepada pengusaha angkutan dan sopir terutama dalam bentuk potongan harga suku cadang.

"Selama ini bukan pengusaha atau pemerintah yang mensubsidi penumpang, tapi sopir. Jadi kami harap sopir disubsidi. Dulu saja pada masa Gubernur Rizal Nurdin ada diskon 30 persen jika beli suku cadang dari Capella," kata Koordinator Kesper Sumut, Israel di dalam pertemuan itu.

Kesper dan Organda sebelumnya mengusulkan angka Rp5.100, namun akhirnya ditetapkan lebih rendah dari usulan kami. Karena itu Kesper berharap keringanan dalam perpanjangan STNK, KIR dan retribusi lainnya.

Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Kota Medan sepakat menaikkan tarif angkutan umum saat ini yang telah berlaku sejak tahun 2009.

Pada pertemuan Forum LLAJ disepakati, dari sebelumnya Rp 2.800 per estafet untuk umum dan Rp 1.800 untuk pelajar akan dinaikkan menjadi Rp 3.800 (umum) dan Rp 2.500 (pelajar). [rob]

Komunitas More Parenting Bekerja Sama Dengan Yayasan Pendidikan Dhinukum Zoltan Gelar Seminar Parenting

Sebelumnya

Sahabat Rakyat: Semangat Hijrah Kebersamaan Menggapai Keberhasilan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Komunitas