post image
KOMENTAR
Sebagai kota metropolitan, perkembangan kawasan perumahan di kota Medan kian pesat jumlahnya. Sedikit saja ada lahan terbuka, pelaku bisnis properti pun langsung melirik untuk lakukan pembangunan mulai dari inti kota hingga ke pinggiran kota Medan. Namun dibalik itu semua, secara tidak langsung, perkembangan kawasan perumahan mulai dari yang elit hingga KPR (Kredit Perumahan Rakyat), memicu terbukanya pasar bisnis design interior.

"Secara tidak langsung, semakin banyaknya pembangunan perumahan yang ada, maka akan semakin banyak pula yang membutuhkan jasa design interior. Ini peluang besar kami untuk merebut pasar" kata Irwansyah pelaku bisnis design interior yang berkantor di Jalan Eka Surya Medan Johor, kepada MedanBagus.Com Sabtu (24/8/2013).

Irwansyah menyebutkan, hal itu terjadi dikarenakan model perumahan yang moderen dengan bentuknya yang minimalis itu membutuhkan perangkat furniture yang memiliki nilai estetika yang sesuai pula. Sehingga keindahan rumah pun semakin terpancar.

"Model interior minimalis yang paling banyak diminati konsumen. Tidak seperti dulu yang memang bermodel klasik dengan ciri khas ukirannya. Kebanyakan konsumen, cenderung menyukai type simple tetapi sedap dipandang," urainya.

Tak tangung-tangung, bisnis yang memproduksi berbagi jenis lemari, meja, tempat tidur serta ornamen batu alam dan taman ini mampu memberikan pemasukan yang cukup besar bagi usahanya, hingga menembus angka Rp 20 juta per bulannya. Dengan rincian harga satuan barang mulai Rp 50 juta hingga Rp 300 juta.

"Biasanya, ramainya permintaan pelanggan itu terjadi dikala tiba hari-hari besar seperti Lebaran, Imlek, dan hari Natal. Karena pelanggan banyak yang ingin rumahnya tampak lebih indah. Walaupun usaha ini memiliki prospek yang lumayan besar, persaingan antar pelaku usaha untuk memperebutkan order juga tinggi. Sehingga dibutuhkan relasi yang cukup luas pula," bebernya.

Sementara itu, pelaku bisnis design interior lainnya di Bromo Bisnis Center, Kusnandar mengatakan, selain mengincar rumah baru dikawasan perumahan untuk pasarnya, rumah yang telah lama berdiri juga kerap menjadi incaran. "Kalau rumah yang telah berdiri, konsumen biasanya lebih memilih untuk merenovasi interior lama miliknya," terangnya.

Nandar menambahkan, perbedaan antara furniture design interior dengan toko furniture yang ada pada umumnya teletak pada bentuk dan kualitas produk yang ada. Selain itu pula, bahan yang digunakan juga memiliki perbedaan.

"Di toko perabot pada umumnya sebenarnya barang-barang interior ini juga ada. Tetapi kualitasnya berbeda jauh. Kalau di toko perabot itu barang-barangnya standart produksi dan cenderung tidak sesuai dengan bentuk rumah," pungkasnya.

Selain itu pula, bisnis interior ini juga dapat dilakukan tanpa harus menjadi pengerajin sekaligus. Asalkan ada chanel para pengerajin bisnis ini dapat dijalankan.

"Memang ada juga yang usaha bisnis interior ini dijalankan oleh pengerajinnya secara langsung. Tetapi bisa juga bisnis ini dijalankan tanpa pengerajin, yang terpenting tinggal bagaimana kita memiliki relasi agar pasar pelanggan dapat diperoleh, itu saja," tutupnya. [hta]

Kemenkeu Bentuk Dana Siaga Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Sebelumnya

PTI Sumut Apresiasi Langkah Bulog Beli Gabah Petani

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ekonomi