post image
KOMENTAR
Pihak keluarga menemukan banyak kejanggalan dalam peristiwa kematian
pasangan suami istri, Asmayadi Sakban dan Siska Aditya yang tewas setelah mencoba menggagalkan aksi penjambretan yang mereka alami Senin (4/11/2013).

Pasalnya, saat korban pasutri yang baru menikah 2 bulan itu itu sudah dinyatakan meninggal dunia oleh Rumah Sakit Umum Daerah Sembiring, ternyata masih hidup ketika diboyong dan hendak dikafani oleh pihak keluarga di rumah duka.

Hal ini diketahui ketika jenazah Siska sempat mengedipkan mata sambil menggerakan tanggannya.

"Korban Siska bahkan sempat menerima minuman dari keluarga. Matanya berkedip juga ada gerakan tangannya," ujar paman korban, Afran Pasaribu (foto-red) di rumah duka Jalan Brigjen Katamso, Gang Kenanga, Kampung Baru Medan, Senin (4/11/2013) pagi.

Mendapati kenyataan ini, salah seorang keluarga korban, mengamuk. Dia menganggap korban dapat diselamatkan bila saja mendapatkan perawatan yang tepat di Rumah Sakit Sembiring.

Di sisi lain, pihk keluarga juga menduga telah terjadi kesalahan prosedur dari pihak kepolisian dalam proses pernyataan kematian korban.


Suasana saat korban disemayamkan di rumah duka Jalan Brigjen Katamso, Gang Kenanga, Kampung Baru Medan

"Saat di TKP, polisi hanya fokus kepada pelaku, bukannya korban. Sementara korban dibiarkan terlantar. Barulah saat orang tua korban datang ke TKP langsung membawa sendiri ke ambulans ke rumah sakit Sembiring," tutur Afran Pasaribu.

Disebutkannya pula, saat tiba di RS Sembiring, pihak rumah sakit tidak melakukan pertolongan. Korban dibiarkan di dalam ambulans. Saat itu pihak kepolisian juga tidak ada yang mendampingi.

"Tidak ada yang tahu siapa yang menyatakan korban sudah meninggal, tiba-tiba saja korban sudah langsung diantarkan ke rumah duka," imbuhnya.

Lanjutnya, mereka menyesalkan kinerja rumah sakit yang dianggap menyalahi prosedur, dengan tidak memeriksa kondiri korban terlebih dahulu.

"Harusnya kan korban diperiksa dulu dikasih pertolongan pertama, kalau memang sudah meninggal pihak rumah sakit harus mengeluarkan dokumen-dokumen kematian korban. Tapi ini tidak ada," tegas Afran dengan nada kecewa.

Menurutnya, korban yang telah dinyatakan tewas oleh pihak rumah sakit, sesampainya di rumah ternyata sempat sadarkan diri.

"Korban sempat menerima minuman dari keluarga. Matanya berkedip juga ada gerakan tangannya. Kami panggil petugas klinik terdekat tapi nggak ada yang mau memeriksa atau datang karena takut jadi masalah. Akhirnya setelah satu jam barulah datang dokter memeriksa, tapi akhirnya dinyatakan sudah meninggal," terang Afran.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Calvin Simajuntak enggan menjawab tudingan kesalahan prosedur dalam menangani korban. Ketika diwawancarai wartawan, dia mengaku masih fokus dalam mengejar pelaku.

"Ini lagi diproses. Kita lagi mencari pelaku satunya lagi," jawab Calvin mengelak menjawab alasan polisi tidak menjalankan prosedur dengan mendampingi korban ke rumah sakit. [ded]

Anak Dan Ayah Keroyok Warga Hingga Tewas Di Medan

Sebelumnya

Ini Obat Cair Yang Digunakan Reynhard Sinaga 'Predator Seksual' Dalam Memperdaya Korbannya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Kriminal