Ketua MUI Sumut, Prof Dr H Abdullah Syah, MA meminta agar seluruh hotel di Kota Medan melengkapi fasilitasnya dengan arah penunjuk kiblat. Sebab, hal tersebut merupakan kebutuhan yang sangat mendasar bagi tamu yang beragama Islam.Hal ini disampaikannya terkait banyaknya hotel yang tidak melengkapi arah penunjuk kiblat yang terpasang pada setiap kamar tamu.
"Padahal penunjuk arah kiblat dikamar sama sekali karena tidak memerlukan biaya besar. Hanya dibutuhkan stiker kecil untuk membuatnya. Ini kan bisa memberikan pesan yang buruk, seolah kebutuhan mendasar kaum muslimin itu bukan sesuatu yang perlu mereka perhatikan,” tegasnya, Minggu (23/2/2014).
Dikatakannya, justru di hotel di beberapa negara yang bukan mayoritas muslim, penunjuk kiblat ada di kamar. “Ini kan aneh. Bagaimana mungkin mereka bisa memahami urgensi dan fundamentalnya persoalan ini, sementara di sini justru tidak," katanya.
Dia mengingatkan, situasi di kamar hotel sangat menyulitkan untuk mengira-ngira arah kiblat karena pandangan terhalang untuk melihat posisi matahari dan tanda-tanda alamiah lainnya.
"Itu kan serba tertutup di dalam, jadi memang kita akan sangat mengandalkan tanda itu. Tidak mungkin kan kita harus bawa kompas ke mana-mana?" katanya.
Dikatakannya, dengan adanya arah kiblat didalam kamar tidak saja akan memberi pesan bahwa pengelola hotel dan usaha lainnya menghormati umat Islam dan ajaran agama yang dianutnya, tetapi juga merupakan perwujudan komitmen mereka untuk memberikan pelayanan terbaik kepada tamu dan konsumennya, sebagaimana selalu mereka nyatakan dalam promosi-promosinya.
"Sekali lagi, para pengusaha tidak akan terbebani biaya yang berarti untuk memenuhi hal itu.Ini persoalan kemauan dan cara pandang. Apakah bagi mereka kebutuhan mendasar umat Islam adalah hal yang perlu mendapat perhatian atau bisa dianggap sepele bahkan diabaikan begitu saja," pungkasnya.[rgu]
KOMENTAR ANDA