post image
KOMENTAR
Partai Demokrat bisa menjadi penentu koalisi antara Partai Gerindra atau Partai Golkar demi membendung calon presiden (capres) dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Joko Widodo pada pemilihan umum presiden mendatang.

Begitu disampaikan oleh pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dalam diskusi bertajuk "Mengapa Efek Jokowi Tidak (Di)Maksimal(kan)?"di Whiz Hotel Cikini, Jakarta, Selasa (15/4).

"Partai Demokrat menjadi kunci karena mendapat 10% perolehan suara dan figur SBY membuat Demokrat bisa tentukan siapa yang akan maju, terutama Ical dan Prabowo karena keduanya belum aman," kata Burhan

Menurut Burhan jika Demokrat mau diajak atau memilih berkoalisi dengan Golkar atau Gerindra, maka partai berlambang Mercy ini dapat memperkuat elektabilitas kedua kandidat tersebut untuk mengahadapi Jokowi di pilpres Juli mendatang.

Di antara kedua capres tersebut, Burhan menilai bahwa elektabilitas Prabowo ditunjang Gerindra yang solid.

"Yang sulit adalah Ical, karena elektabilitas tidak cukup baik dan institusi Golkar tidak cukup solid," ujar Burhan

Oleh karena itu, jelas Burhan, selain bisa menjadi penentu poros koalisi antara Gerindra atau Golkar, Demokrat juga bisa juga bisa menggalang mitra koalisinya di Setgab untuk kembali membangun koalisi poros keempat.

Walau demikian, Burhan menyebut bahwa Demokat masih berpotensi untuk merapat ke PDI Perjuangan mesikupun mengingat hubungan kedua partai ini tidak harmonis.

"Apa yang tidak mungkin di politik, tapi cukup berat," demikian Burhan. [rmol/hta]

Kegiatan Pengabdian FKM USU Sosialisasi Pemberdayaan Kesatuan Perempuan Pesisir Indonesia (KPPI) Melalui Inovasi Healthy Coconut Balm Untuk Meredakan Nyeri Haid Secara Alami Dan Pembentukan Komunitas Srikandi Bahari

Sebelumnya

Terima Audiensi RMOL Sumut, Rico Waas: Perlu Sinergitas untuk Sukseskan Pembangunan Medan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa