Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Medan, menjadwalkan untuk melakukan pemeriksaan ulang terhadap Sukiman alias Acek, warga asal Singapura, yang dituduh mencabuli 3 siswanya. Kanit PPA Polresta Medan, AKP Uli Lubis menyatakan, sebelumnya terduga sempat ditahan usai laporan tiga orang tua siswa pada Kamis (24/4/2014). Namun sehari setelahnya, polisi melepaskan Sukiman yang tinggal di Jalan Deli Indah, Blok II , Marelan.
"Kita lepas terlapor karena belum cukup bukti, namun Sukiman harus wajib lapor. Rencananya kita akan memeriksanya pada, Senin (28/4/2014)," ujarnya.
Diketahui, kasus pencabulan yang diduga dilakukan Sukiman terhadap tiga siswanya, AT (9), S (8) dan A (8) yang masih duduk di sekolah SD.
Pengakuan para orang tua korban, ketiga anaknya sudah sering diperlakukan tidak senonoh oleh guru privat mereka itu. Dari pengakuan ketiga anak tersebut, mereka kerap dipangku dan tidak jarang dicabuli oleh guru les tersebut.
Kasus ini telah dilaporkan ke Polresta Medan pada 8 dan 11 April 2014 lalu, namun hingga kini tidak pernah diproses.
Karena itu, Sabtu (26/4/2014) kemarin, tiga orang tua siswa mendatangi unit PPA Polresta Medan mempertanyakan perkembangan kasus ini sekaligus alasan kenapa terduga pelaku cabul tersebut dilepaskan.
Alasan AKP Uli yang tidak menahan terduga karena hasil visum dokter menyatakan selaput dara kemaluan korban masih utuh, tidak diterima pihak korban.
"Mana mungkin anak kecil seperti itu bisa berbohong. Kami juga yakin, hasil visum dokter itu benar," sesal Nv (34), salah seorang ibu, yang anaknya jadi korban pencabulan.
Sumantri, Ketua Bidang Pelayanan sekaligus kuasa Hukum Komnas Perlindungan Anak, menyesalkan sikap unit PPA yang lamban menangani kasus pencabulan tersebut.
"Sangat kita sesalkan, karena unit PPA Polresta Medan tidak pro aktif dalam memproses kasus ini," ujarnya. [ded]
Keterangan Foto:
Tiga ibu korban saat mendatangi Polresta Medan mendesak kasus pencabulan terhadap anak-anak mereka segera ditindaklanjuti [Suhardiman]
.jpg)
KOMENTAR ANDA