post image
KOMENTAR
Meskipun Pertamina mengaku tidak ada kendala dalam pendistribusian elpiji 3 kg ke tingkat agen, namun faktanya bahan bakar pengganti minyak tanah ini langka di pasaran. Akibat kelangkaan, harga pun turut naik akibat permainan para pengecer. Hal itu seperti pengakuan warga Medan Tuntungan, Hani yang mengaku membeli elpiji bersubsidi ini dengan harga Rp20 ribu per tabungnya.

Menurutnya, kenaikan itu tidak wajar dilakukan pihak pengecer. Pasalnya, ia beserta warga masyarakat lainnya sangat bergantung kepada bahan bakar ini untuk kebutuhan memasak.

"Ngeri kali harganya bang. Kalau sebelum langka, paling harga gas ini Rp17 ribu. Tapi karena langka, aku beli dengan harga Rp20 ribu. Mau tidak mau harus ku beli lah bang," ungkapanya kepada medanbagus.com, Minggu (12/10/2014).

Hal senada juga dikatakan Dewi warga Medan Amplas. Di tempat tinggalnya harga elpiji bersubsidi ini mencapai Rp19 ribu. Begitupun ia tetap membeli bahan bakar itu untuk keperluan rumah tangganya. "Kami gak tau lagi mau cari gas kemana bang. Jadi pas ada yang jual harga segitu (Rp19 ribu), ya dibeli aja lah. Dari pada gak bisa masak," ucapnya.

Sebelumnya, Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Medan Ilhamsyah menyebutkan, langkanya elpiji ukuran 3 kg dikarenakan lemahnya pengawasan PT Pertamina dalam mengawal pendistribusian bahan bakar pengganti minyak tanah tersebut. Pasalnya banyak pengusaha rumah makan yang biasanya menggunakan elpji 12 kg (non subsidi), beralih menggunakan elpiji ukuran 3 kg, lantaran adanya kenaikan harga pada elpiji non subsidi tersebut. [hta]

Kemenkeu Bentuk Dana Siaga Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Sebelumnya

PTI Sumut Apresiasi Langkah Bulog Beli Gabah Petani

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Ekonomi