post image
KOMENTAR
Suasana Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi A DPRD Sumatera Utara (Sumut) dengan penyelenggaran pemilu seperti KPU Sumut dan Bawaslu Sumut serta Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) beberapa kali mengundang riuh tertawa dari peserta dan pengunjung rapat.

Hal ini disebabkan ulah pimpinan rapat, Toni Togatorop dari Partai Hanura, yang terlihat konyol ditandai dengan beberapa kali terlihat kebingungan memimpin sidang tentang persiapan Pilkada pada 14 daerah di Sumut yang dijadwalkan pada 2015.

Kekonyolan pertama yang dipertontonkan Toni yakni kala ia secara spontan langsung menutup rapat setelah para penyelenggara pemilu memaparkan persiapan mereka.

"Baik setelah mendengar penjelasan dari KPU, Bawaslu dan Kebangpolinmas, maka sidang saya tutup," katanya disertai dengan mengetuk meja sebanyak 3 kali, Senin (19/1/2015).

Keputusannya menutup rapat tersebut langsung membuat anggota komisi A DPRD Sumut protes dan meminta agar Toni mencabut kembali keputusannya dan membuka kembali rapat.

"Kita disini ingin menyampaikan beberapa pertanyaan juga kepada para penyelenggara pemilu ketua, jadi jangan ketua langsung menutup rapat secara tiba-tiba," ungkap Anggota Komisi A, Sarma Hutajulu.

Hal senada disampaikan hampir semua anggota komisi A yang hadir sehingga membuat Toni nampak makin gugup.

"Baik saya buka kembali," katanya disambut tawa seisi ruangan.

Kekonyolan kedua Toni yakni setelah munculnya perbedaan pendapat antara anggota dewan dengan para penyelenggara akibat berkembangnya pembahasan yang dinilai keluar dari konteks kepemiluan. Sejumlah anggota dewan meminta agar Toni yang memimpin sidang memberikan kesempatan kepada para penyelenggara pemilu menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka. Saling interupsi diantara anggota dewan dan penyelenggara pemilu membuat Toni nampak bingung dan mencoba mengendalikan situasi

"Baik, pimpinan sidang saya ambil alih," ujarnya kembali disambut tawa para peserta.

"Memangnya yang memimpin sidang dari tadi siapa? kan dia juga. Kok ada bahasa diambil alih," ketus Iqbal salah seorang pengunjung.

Usai sidang, Toni sendiri mengklarifikasi beberapa kekonyolan yang dilakukannya. Menurutnya, apa yang dilakukannya hanya untuk mencegah agar pembicaraan didalam rapat tersebut bisa tetap fokus pada masalah persiapan pilkada.

"Maksud saya supaya tidak melebar pembicaraan kemana-mana," katanya diujung rapat.[rgu]

LPM dan FKM USU Gelar Edukasi Kesahatan dan Pemberian Paket Covid 19

Sebelumnya

Akhyar: Pagi Tadi Satu Orang Meninggal Lagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa