post image
KOMENTAR
Analis ekonomi Danareksa Medan Gunawan Benjamin mengakum, kinerja rupiah dalam sepekan terakhir terus mengalami fluktuasi dan cenderung menunjukkan tekanan yang melewati batas psikologis Rp13.000 per dolar AS. Rupiah berfluktiasi dalam kisaran 12.900 hingga 13.052 per dolar AS.
   
Bahkan data kurs tengah Bank Indonesia (BI), dalam tiga hari terakhir menunjukkan rupiah mulai di level Rp12.962 pada penutupan Selasa (3/3) dan kembali melemah di level Rp 12.963 pada Rabu (4/3).

Pelemahan tersebut berlanjut dengan ditutupnya rupiah yang menembus Rp13.022 pada Kamis (5/3), dan akhirnya sedikit menguat pada penutupan perdagangan Jumat (6/3) di level Rp12.927 per dolar AS.
  
"Kinerja rupiah yang menguat ditopang oleh rilis data cadangan devisa yang dikabarkan mengalami kenaikan," katanya, Sabtu (7/3).
  
Disebutkannya, cadangan devisa di akhir Februari kemarin tercatat sebesar 115,5 miliar dolar AS, dibandingkan sebulan sebelumnya sebesar 114,25 miliar dolar AS.
 
"Kinerja cadangan devisa mengalami peningkatan merupakan kabar positif. Apalagi cadangan devisa kerap digunakan sebagai modal paling besar untuk menahan pembalikan modal asing," ujarnya.
  
Namun, jumlahnya masih belum cukup, sehingga bauran kebijakan lainnya mutlak diperlukan agar cadangan devisa ini memberikan manfaat bagi kestabilan nilai tukar rupiah.
  
"Untuk berhadapan dengan kebijakan itu, rupiah dalam posisi yang kurang beruntung bila berhadapan dengan dolar AS yang masih terus menekan rupiah dan sangat berpeluang memicu terjadinya capital outflow (uang keluar)," pungkasnya.[ben]
  

 

Kemenkeu Bentuk Dana Siaga Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Sebelumnya

PTI Sumut Apresiasi Langkah Bulog Beli Gabah Petani

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ekonomi