post image
KOMENTAR
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih tertekan pada awal perdagangan di pasar spot Selasa (10/3/2015) pagi ini.

Seperti dikutip dari data Bloomberg, hingga pukul 08.53 WIB, rupiah melemah ke posisi Rp 13.059 per dolar AS, turun 8 poin dibanding penutupan kemarin pada 13.051.

Rupiah kembali dibayangi tekanan pelemahan seiring tren naiknya indeks dolar AS. Indeks dollar AS naik hingga dini hari tadi waktu Indonesia. Penguatan dolar AS juga dibantu oleh pelemahan euro yang dipicu oleh menipisnya surplus neraca perdagangan Jerman.

Bank Sentral Uni Eropa (ECB) memulai kebijakan pembelian obligasi (QE) kemarin dengan perkiraan jumlah pembelian antara 15-50 juta euro, sebuah jumlah yang relatif kecil dibandingkan target 1,1 triliun euro untuk 19 bulan ke depan.

Sementara itu, isu debt ceiling kembali ke permukaan perekonomian AS setelah kebutuhan kenaikan jatah berutang kembali harus dinaikkan sebelum 15 Maret mendatang.

Pagi ini ditunggu angka inflasi Tiongkok yang diperkirakan naik tipis ke 0,9 persen secara tahunan.

Rupiah kemarin melemah semenjak pembukaan ke atas Rp 13.000 per dolar AS. Pelemahan terhadap dolar AS juga terlihat pada mata uang lain di Asia. Pelemahan rupiah sejalan dengan pelemahan drastis IHSG dan SUN hingga kemarin sore. Imbal hasil SUN tenor 10 tahun naik hingga 7,6 persen.

Menurut riset Samuel Sekuritas Indonesia, penguatan dolar AS di pasar global masih akan menjadi penyebab utama pelemahan rupiah. Rupiah diperkirakan masih akan melemah hari ini dengan kembali menguatnya indeks dolla AS.[rgu]

Kemenkeu Bentuk Dana Siaga Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Sebelumnya

PTI Sumut Apresiasi Langkah Bulog Beli Gabah Petani

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ekonomi