post image
KOMENTAR
Dua bulan merayu, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso berhasil membuat eks kombatan GAM Din Minimi menyerahkan diri bersama 120 anak buahnya. Wah, Bang Yos yang selama ini diragukan karena usinya tua, ternyata masih bertaji juga ya...!

Hebatnya, Sutiyoso sendiri yang datang ke Aceh Timur menjemput dan membawa pulang Din Minimi ke rumah ibu Din Minimi di Desa Ladang Baro, Kecamatan Julok, Kabupaten Aceh Timur, Senin (28/12) malam. Sutiyoso bahkan menginap di rumah tersebut.

Sebelum menjemput Din dan Bang Yos berkomunikasi dengan Din Minimi sekitar dua bulan lalu. "Saya ke sini setelah Din Minimi mau menemui saya," ungkap Sutiyoso, kemarin.

Sutiyoso melibatkan Juha Christensen, eks kombatan GAM yang aktif terlibat dalam proses perdamaian Aceh. Juha adalah eks penasihat politik Ketua Aceh Monitoring Mission (AMM) yang juga pernah aktif di Crisis Management Initiaves (CMI) Finlandia dan Interpeace. Juha, punya akses ke banyak eks kombatan GAM.

Langkah negosiasi dengan kelompok Din dilakukan karena sesuai kebijakan pemerintah yang mengedepankan pendekatan halus” (soft approach) dalam menghadapi kelompok separatis atau kelompok bersenjata. "Ini akan kita jadikan percontohan nanti untuk di Papua dan sebagainya," katanya.

Ketika akhirnya Din Minimi bersedia bertemu Sutiyoso, dia langsung melapor kepada Presiden Jokowi, Menkopolhukam Luhut Pandjaitan, dan Menkumham Yasonna Laoly. Setelah diizinkan Presiden, dia bertolak ke Aceh. Sutiyoso tiba pukul 07.45 WIB di Bandara Malikulsaleh di Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara, menggunakan pesawat Type H-800 XP, Senin pagi. Selain Juha, Sutiyoso juga didampingi Deputi II BIN Mayjen TNI Tamrin dan Direktur 23, Brigjen TNI Zulfazdi Juni.

Kemudian, dia menuju markas Din di hutan kawasan perdalaman Aceh Timur. "Saya datang ke markas mereka, saya memerlukan tiga sampai empat jam untuk sampai ke kamp mereka, dan kita negosiasi tadi (Senin) malam," kata Sutiyoso. Dalam pertemuan, Din Minimi ditemani 30 anak buahnya.

Pertemuan untuk membujuk Din Minimi berlangsung lama. Sutiyoso sampai harus bermalam di rumah orangtua Din Minimi. Di sana, ada keharuan. Din Minimi dan keluarganya saling menangis karena sudah lama tidak bertemu. Din Minimi juga sempat menggendong putrinya. "Pertemuan di rumah itu juga termasuk secara simbolik saya serahkan Din Minimi ke keluarga," ungkapnya.

Selama di rumah, itu terus dilakukan pembahasan agar Din Minimi beserta anak buahnya segera turun gunung. Kawasan itu dijaga ketat oleh anggota Din Minimi yang masih bersenjata lengkap. Kepada Sutiyoso, Din Minimi menyampaikan sangat tidak puas atas kinerja mantan elite-elite GAM yang sekarang duduk di pemerintahan. Mereka merasa telah ditelantarkan, sehingga terjadilah pergolakan.

Din Minimi pun mau berdamai dengan sejumlah permintaan. Di antaranya, reintegrasi GAM, pemerintah memperhatikan yatim piatu, serta memperhatikan para inong balee (janda GAM) agar mereka sejahtera. Selain itu, permintaan lain adalah agar KPK turun ke Aceh untuk menyelidiki kejanggalan dalam pengelolaan APBD. Kemudian, saat Pilkada 2017 mendatang, ada tim independen yang menjadi pengawas di Aceh. Sutiyoso menyanggupi.

Din Minimi juga meminta amnesti untuk seluruh kelompoknya, 120 orang yang ada di lapangan dan 30 orang yang sudah dipenjara. Permintaan tersebut, dinilai Sutiyoso sangat wajar, apalagi dalam MoU Helsinki kalangan GAM juga meminta amnesti.

Akhirnya, kemarin pagi Din Minimi bersama 120 anggotanya turun gunung. Mereka juga menyerahkan 15 pucuk senjata. Senjata itu berjenis AK 47 sebanyak 13 pucuk, SS1 satu pucuk, FNC satu pucuk dan pelontar granat satu pucuk. Juga, sekarung amunisi.

Di sana, mereka sempat foto-foto. Sutiyoso memakai jaket warna hitam, sementara Din mengenakan singlet loreng hijau khas tentara dengan gambar Buraq dan Singa, lambang GAM, di dada kirinya. Din dan beberapa anak buahnya terlihat masih menenteng senjata.

Sutiyoso berangkulan dengan Din. Saat itu, Din masih membawa senjata laras panjang jenis AK-47 miliknya. Mereka tampak tersenyum.Tak hanya itu, Sutiyoso juga sempat difoto bersama para anggota kelompok tersebut. Mereka semua membawa senjata yang akhirnya dilucuti.[rgu/rmol] 

LPM dan FKM USU Gelar Edukasi Kesahatan dan Pemberian Paket Covid 19

Sebelumnya

Akhyar: Pagi Tadi Satu Orang Meninggal Lagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa