post image
KOMENTAR
TELAH menjadi salah satu kegemaran segerombolan manusia buas, menjalankan konspirasi. Dengan konspirasinya, segerombolan manusia buas itu dapat menghisap darah kehidupan saudaranya sendiri. Tidak sampai disitu, saudaranya tersebut bahkan tidak mengetahui bahwa segerombolan manusia buas ini sedang membuatnya mati perlahan. Sebab konspirasi dijalankan dengan sangat rapi, telah disamarkan jejak-jejak setan pada strategi mereka. Hanya segerombolan manusia buas itu yang tahu niat sebenarnya.

Tetap saja, niat sebenarnya tidak bisa bertahan lama untuk disembunyikan. Tetap saja segerombolan manusia buas tersebut adalah manusia, masih memiliki kelalaian dan kesalahan. Kelalaian dan kesalahan ini yang kemudian menjadi celah untuk manusia normal dalam berupaya mengungkapkan kebenaran. Kebenaran yang akan menyelamatkan kehidupan manusia dari para manusia buas penghisap darah sesama.

Konspirasi yang perlahan akan membuat mati beberapa manusia di Indonesia sedang terjadi. Kalau biasanya banyak manusia dalam sebuah negara bisa mati karena serangan rudal nuklir dari negara luar, kali ini berbeda. Kali ini serangan jagung impor dari Argentina dan Brazil yang perlahan akan membuat mati kesejahteraan para petani jagung di Indonesia. Indonesia memang luar biasa, luar biasa bencananya.

Peran kunci konspirasi jagung ini dipegang oleh pemerintah, selaku pihak yang berwenang mengatur setiap kebijakan di negeri ini. Peran pendukung konspirasi jagung ini dipegang oleh pebisnis-pebisnis asing, termasuk bisa saja mafia di dalamnya.  

Pemerintah dalam hal ini telah melakukan konspiransi ganda. Ada dua konspirasi yang saling menguatkan. Konspirasi pertama, Indonesia yang begitu kaya akan sumber daya alam, tanah yang subur, hingga semua negara tahu dan cemburu bisa-bisanya mengimpor pangan.
Sebuah kebohongan besar jika Indonesia yang memiliki kekayaan alam melimpah, manusia yang pintar, manusia yang giat bekerja, tidak dapat memenuhi permintaan pasar lokal atas pangan. Pernah sesekali aku coba tanam bibit jagung, tanpa menggunakan pupuk, tetap dapat tumbuh sehat dan besar.

Petani jagung bukan tidak sanggup memenuhi permintaan pasar lokal. Bahkan melihat segala potensi yang ada, mengekspor jagung pun Indonesia bisa. Melihat perbandingannya dengan Iran, mereka bahkan menyewa tanah di Afrika untuk dapat memenuhi pasar lokal dan mengekspor bahan pangan, menghindarkan sejauh mungkin aktivitas impor.

Banyak tanah kosong dan luas di Indonesia, lalu mengapa pemerintah tetap harus mengimpor jagung dari Argentina dan Brazil?

Jawaban dari pertanyaan tersebut akan diakumulasi hingga akhir, agar menciptakan satu dakwaan yang kuat dan efektif untuk pelaku konspirasi ini.

Konspirasi kedua, pemerintah mengatakan dua hal yang berbeda tentang ketahanan jagung hanya dallam selisih tidak sampai dua bulan. Pada akhir desember 2015, pemerintah melalui menteri pertanian bertekad menghentikan impor jagung yang selama ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri (katanya). Tekad menteri tersebut muncul karena pada desember tahun lalu produksi jagung dalam negeri mencapai 20 juta ton.

 Kabupaten Karo, Sumatera Utara contohnya, Desember 2015 lalu masih memiliki lahan jagung yang akan menghasilkan 468 ribu ton per tahun. (medanbagus.com).

 Itu masih satu kabupaten, bagaimana jika satu provinsi, atau bahkan satu Indonesia?

Jika 20 juta ton produksi bisa menjadi perangsang munculnya tekad untuk menghentikan impor jagung, maka dengan menggunakan gambaran satu kabupaten memiliki 468 ribu ton produksi, Indonesia dapat menjadi raksasa eksportir jagung.

Apa daya, belum genap dua bulan pernyataan pemerintah tersebut, Indonesia telah membuat kesepakatan untuk mengimpor jagung dari Argentina dan Brazil sebanyak 600 ribu ton. Hal ini yang membuat l konspirasi jagung kedua telah berkibar.

Indonesia tidak sedang mengalami anomali cuaca yang dapat mengganggu proses produksi jagung. Tidak ada alasan untuk mengimpor, proses produksi di berbagai daerah tetap baik dan terkontrol.

Kesepakatan apa yang  telah terbangun dibalik konspirasi ini? Apakah pemerintah telah mengorbankan rakyatnya, petaninya?

Sekarang sudah saatnya menggabungkan jawaban dari setiap pertanyaan yang ada. Dengan mengimpor sesuatu, transaksi uang besar berjalan melalui pemerintah dan pihak importir. Berbeda dengan jagung yang diproduksi sendiri, uang hanya akan berjalan di sekitar masyarakat. Hanya satu dakwaan dalam hal ini, pemerintah memaksimalkan kekuasaannya untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan rekan importirnya. Pemerintah benar-benar telah mengorbankan petani jagung.

Masih pantaskah pemerintah sekarang terus menjadi pemerintah Indonesia, tempat rakyat menggantungkan nasibnya?

Konspirasi jagung ini harus benar-benar menjadi konsentrasi publik, sebab banyak harga bahan pangan lainnya yang dipengaruhi oleh jagung. Telur dan daging hewan ternak yang sering kita makan contohnya, harganya turut dipengaruhi oleh produksi jagung. Hewan ternak juga mengambil jagung sebagai makanannya.  

Petani Indonesia  yang perlu disejahterahkan oleh pemerintah. Rakyat Indonesia yang perlu disejahterahkan oleh Pemerintah.

Pemerintah bukan mensejahterahkan kepentingan pribadi dan pihak luar negeri. Pemerintah tidak boleh terus-terusan  memberikan bencana untuk Indonesia. Pemerintah tidak boleh menjadi manusia buas yang menghisap darah kehidupan rakyatnya.

Kepada rakyat, jangan pernah apatis, walau kita tidak secara langsung memiliki kebutuhan terhadap jagung. Berbangsa dan bernegara harus ditunjukkan dengan kepedulian terhadap seluruh rakyat, terkhusus yang sedang tertindas haknya.

#NikmatnyaSeranganFajar

Jutaan Umat Islam Indonesia Telah Bersatu Dalam Gerakan Masif, Tak Pernah Disangka

Sebelumnya

Ketergilasan Gerakan Masif Jutaan Umat Islam Indonesia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Serangan Fajar