post image
KOMENTAR
Indonesia Narcotics Watch (INW) prihatin atas peristiwa yang menimpa Agay (20), remaja warga Kelapa Tiga, Lenteng Agung, Jakarta Selatan yang menjadi korban pembacokan oleh temannya sendiri pada Rabu (1/6) dinihari.

Ironisnya, peristiwa itu terjadi setelah Agay dan pelaku menenggak obat yang biasa diberikan untuk penderita sakit jiwa atau orang gila.

Direktur Eksekutif INW Budi Tanjung mengatakan, belakangan ini ada kecenderungan peralihan penggunaan obat penenang di kalangan remaja.

"Kalau dulu kita sering mendengar anak-anak ngelem, minum pil anjing, pil BK, leksotan, megadon, sekarang sudah mulai bergeser ke jenis-jenis obat penenang yang lain yang dijual bebas di toko obat. Selain karena harganya murah dan dijual bebas, efek penenangnya juga lebih terasa sehingga orang mulai beralih ke sana," jelasnya.

Budi menyarankan, selain pentingnya peran pengawasan orang tua, Kementerian Kesehatan juga perlu melakukan pengawasan dan membuat regulasi baru bagi apotik atau toko obat.

"Perlu dibuat pengetatan aturan bagi konsumen yang akan menggunakan obat-obatan yang mengandung bahan penenang," tambahnya.

Di samping itu, Budi juga meminta agar Badan Narkotika Nasional (BNN) turun tangan langsung untuk melakukan upaya pencegahan sebelum keadaan tersebut semakin parah .

"Fenomena penggunaan obat-obatan yang termasuk dalam daftar G memang sudah lama, namun tetap menarik untuk dicermati. Obat-obat tersebut bisa dibeli di pinggiran jalan ibu kota. Ironisnya lagi, sepertinya obat-obat tersebut tidak jadi target operasi polisi, padahal bisa jadi itulah menu utama para geng motor yang kerap melakukan aksi kejahatan atau pemerkosa dan sebagainya," pungkas Budi. [hta/rmol]







Komunitas More Parenting Bekerja Sama Dengan Yayasan Pendidikan Dhinukum Zoltan Gelar Seminar Parenting

Sebelumnya

Sahabat Rakyat: Semangat Hijrah Kebersamaan Menggapai Keberhasilan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Komunitas