post image
KOMENTAR
Arus balik mudik Lebaran yang diprediksi akan dimulai hari ini akan menimbulkan masalah baru bagi kota-kota besar, khususnya DKI Jakarta.

"Penyebabnya adalah arus urbanisasi secara besar-besaran yang tidak bisa dicegah memasuki kota Jakarta," kata analis Politik dan HAM Labor Institute Indonesia, Andy William Sinaga, kepada wartawan, Kamis (7/7).

Berdasar asumsi data Kementerian Perhubungan, sebanyak 17,5 juta orang mudik menggunakan kendaraan umum baik darat, udara dan laut, dan yang menggunakan kendaraan roda dua adalah 5.6 juta orang. Kalau dirata-ratakan 10 persen dari para pemudik membawa saudara dan temannya ke Jakarta, maka diprediksi lebih kurang 1,7 juta orang masuk ke Jakarta secara ilegal atau diam-diam.

"Menurut kami walaupun akan dilakukan operasi yustisia atau kependudukan oleh Pemprov DKI Jakarta, belum tentu dapat mencegah mereka masuk ke Jakarta," katanya.

Ia juga mengatakan, dana desa yang dikucurkan sekitar Rp 1 miliar per desa oleh Presiden Jokowi belum dapat mencegah orang untuk dapat bertahan di desa, karena kota besar seperti Jakarta masih menjanjikan bagi masyarakat. Yang membuat kota besar menarik adalah Kartu Jakarta Pintar (KJP), rumah susun murah, fasilitas infrastruktur yang terus berkembang, seperti transportasi dan sarana umum lainnya. Sedangkan penyebaran dana desa bisa saja tidak tepat sasaran.

"Bukan tidak mungkin kaum urban tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pendulang suara dalam Pilkada Jakarta tahun 2017 mendatang," jelasnya.

Dia tekankan bahwa perlu dicari jalan keluar dari arus urbanisasi ini. Pemerintah pusat harus memperhatikan agar kaum urban yang sebagian datang mencari pekerjaan dan fasilitas umum di Jakarta tidak menimbulkan masalah baru.[rgu/rmol]

LPM dan FKM USU Gelar Edukasi Kesahatan dan Pemberian Paket Covid 19

Sebelumnya

Akhyar: Pagi Tadi Satu Orang Meninggal Lagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa