Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Tapanuli Selatan Sidimpuan mengecam kinerja Forum Komunikasi Pimpinan Daerah terlebih Polda Sumut karena kecolongan dua insiden di dua lokasi berbeda pada suatu hari. Dua kerusuhan itu yakni bentrokan warga Desa Lingga, kabupaten karo dan insiden berbau SARA di Tanjung Balai.Ditambah lagi, sebelumnya terjadi pula polemik yang menimbulkan ketegangan perihal Perbup Deli Serdang No: 68/2016 yang mengatur bahwa Jalinsum hanya diperbolehkan untuk restoran dan atau rumah makan dengan spesifikasi halal.
"Dari seluruh persoalan ini kami sangat kecewa dengan kinerja yang dilakukan oleh Kapolda Sumut Irjen Budi Winarso. Kejadian ini tidak boleh beliau lemparkan kepada Kapolres di setiap daerah masing-masing kejadian. Kelemahan polisi dalam mendeteksi kemungkinan terberat dari kejadian-kejadian di atas diakibatkan lambat dan acuhnya polisi dalam menanggapi persoalan masyarakat." ujar Ketua Umum PC IMM Tapsel Sidimpuan Zulham Hidayah Pardede, Minggu (31/7).
Dalam rilis yang dikirimkan kepada MedanBagus, Zulham juga mendesak agar jajaran kepolisian daerah Sumut segera menciptakan suasana aman di tengah masyarakat.
"Kapolda Sumut tidak mampu menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat. Dari kesimpulan ini saya pikir sudah cukup untuk meminta kepada Bapak Irjen Budi Winarso Kapolda Sumut mundur dari jabatannya. Provinsi Sumut membutuhkan Kapolda yang mampu mengemban tugas dan bertanggungjawab terhadap wilayah kerjanya." kata Zulham.
Hal yang sama juga disampaikan Direktur Pusat Kajian Konstitusi Madani (Pusaka Madani) Fitrah Bukhari yang mendesak agar Kapolri Tito Karnavian segera mencopot Irjen Budi Winarso.
"Kita harus memberikan rapor merah kepada kepolisian Sumatera Utara akibat kealpaan dalam mengelola kamtibmas. Terjadinya kasus di Tanjung Balai merupakan puncak dari gunung es gesekan akar rumput di Sumut".
"Polda Sumut, bergeraklah berdasarkan fakta dan data. Jangan seperti pemadam kebakaran", demikian Fitrah. [hta]
KOMENTAR ANDA