post image
KOMENTAR
Literasi atau pemberian pemahaman mengenai pasar modal di Indonesia hingga saat ini masih sangat minim ditengah masyarakat. Hal ini membuat pasar modal masih menjadi "barang" yang menakutkan bagi warga untuk berinvestasi ataupun menanamkan uangnya seperti yang biasa mereka lakukan pada bank-bank.

Demikian disampaikan Direktur Pengembangan Bisnis Manulife, Putut Endro Andanawarih saat memberikan materi dalam diskusi "Belajar Investasi Cerdas" yang digelar bersama puluhan jurnalis dari Aliansi Media Cyber Indonesia (AMCI) di Hotel Grand Kanaya, Jalan Darussalam, Medan.

"Literasi dunia pasar modal jauh tertinggal dibanding perbankan. Kalau perbankan sudah 50 persen warga tau, kalau pasar modal masih 1 persen," katanya, Sabtu (27/8).

Saat ini menurut Putut, perusahaan yang bergerak dibidang pasar modal seperti Manulife terus berupaya memberikan pemahaman kepada masyarakat seputar pasar modal. Mereka berharap hal tersebut memicu semangat dari masyarakat untuk memulai kegiatan ekonomi mereka dengan bermain di pasar modal.

"Kita berharap dengan pengetahuan yang cukup, mereka bisa menentukan perencanaan masa depan mereka dengan berinvestasi di pasar modal," ujarnya.

Putut mengakui, saat ini pasar modal masih dianggap masyarakat sebagai kegiatan yang memiliki resiko besar. Namun, menurutnya hal tersebut muncul karena masih rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap pasar modal itu sendiri.

"Tanpa berinvestasi juga kita beresiko, namun satu hal yang harus dipahami resiko yang besar itu terjadi karena kita tidak mengenal pasar modal. Ketika masyarakat mengenal pasar modal dengan baik, yakinlah mereka juga mengerti mengenai resiko yang bisa dihindari," ujarnya.[rgu]

Kemenkeu Bentuk Dana Siaga Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Sebelumnya

PTI Sumut Apresiasi Langkah Bulog Beli Gabah Petani

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ekonomi