post image
KOMENTAR
Setara Institute menilai pernyataan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo tentang lemahnya kinerja Badan Intelijen Negara (BIN) merupakan cerminan kontestasi antara lembaga. Namun, tanpa disadari, pernyataan itu justru membuka ancaman baru karena mengumbar situasi dan kekuatan intelijen negara secara terbuka.

Menurut Ketua Setara Insitute Hendardi, tidak sepantasnya keluhan semacam itu disampaikan terbuka karena akan membahayakan pertahanan negara. Dia mengingatkan agar TNI tidak terus-menerus merasa lebih supreme atau berkuasa atas segala hal, karena konstitusi dan peraturan perundang-undangan sudah mengatur tugas dan fungsi masing-masing lembaga negara.

"Terrmasuk dalam soal intelijen. Ide pembentukan BIN adalah memusatkan segala informasi keluar dari satu pintu dan dikelola secara lebih akuntabel dibanding intelijen di masa lalu," jelasnya kepada Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu, Minggu (9/10).

Apalagi, BIN adalah antitesis dari unit-unit intelijen di banyak institusi. Terutama di TNI yang nyaris tidak bisa diakses, dikontrol, dan cenderung represif. Sedangkan intelijen di bawah BIN adalah cara untuk memaksa kinerja intelijen bekerja dengan cara-cara non militer.

"Bagi saya, aspirasi Panglima TNI sudah off side dan menggenapi daftar keinginan buruk TNI yang sudah banyak dikemukakan di ruang publik. Untuk kembali mendominasi tugas keamanan termasuk kehendak untuk kembali berpolitik," demikian Hendardi. [hta/rmol]
 

Komunitas More Parenting Bekerja Sama Dengan Yayasan Pendidikan Dhinukum Zoltan Gelar Seminar Parenting

Sebelumnya

Sahabat Rakyat: Semangat Hijrah Kebersamaan Menggapai Keberhasilan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Komunitas