post image
KOMENTAR
Perubahan pola kehidupan masyarakat modern membuat angka kejadian penyakit alergi semakin meningkat dari tahun ke tahun, terutama kasus alergi pada anak. Data dari World Allergy Organization (WAO), sejak tahun 2013 lalu prevalensi alergi mencapai 10-40 persen dari total populasi dunia.

Selain itu, berdasarkan data penelitian dermatologi anak yang diakukan pada tahun 2013 di RSUP H Adam Malik dan beberapa rumah sakit pemerintah lainnya, angka kejadian untuk alergi Dermatitis Atopi cukup tinggi yakni 261 kasus dari 2.356 kasus baru penyakit kulit anak (11,8%).

Kekhawatiran peningkatan angka tersebut masih terus terjadi sebab pengetahuan  masyarakat khususnya kalangan orang tua tentang dampak serius masalah alergi
masih sangat minim sehingga menyebabkan penanganan serius terhadap alergi sangat sedikit yang dilakukan.

"Banyak orang tua yan gbelum memahami cara mengenai alergi. Untuk itu sangat diperlukan penyulhan mengeai alergi yang berkelanjutan dan komprehensif sehingga

penanganan kasus alergi menjadi tepat," kata dr Isti Ilmiati Fujiati dari Deartemen Ilmu Kedokteran Komunitas FK USU dalam sosialisasi tanggap alergi yang diselenggarakan oleh Sari Husada di Klinik Citra Medika, Jalan Platina Raya, Medan, Rabu (16/11).

Hal senada disampaikan oleh dr Lily Irsa dari Divisi Alergi Immunologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU. Menurutnya, istilah alergi sudah sangat familiar ditengah masyarakat. Namun sayangnya alergi tersebut hanya dianggap sebagai persoalan yang tidak serius sehingga penanganannya juga tidak dilakukan dengan serius. Padahal dari sisi kesehatan, persoalan alergi sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak dan juga kualitas hidupnya kedepan.

"Dampak alergi sangat besar karena akan membuat anak memiliki keterbatasan beraktifitas, bermain hingga kesulitan untuk konsentrasi dan tidur. Ini tentu sangat mempengaruhi kualitas hidupnya kedepan," ujarnya.

Manajer Penanganan Alergi Sari Husada, Zeinda Rismandari mengatakan berangkat dari persoalan tersebut mereka berkomitmen untuk hadir memberikan pemahaman mengenai pentingnya edukasi bagi kalangan orang tua mengenai gejala alergi hingga penanganannya. Salah satu kampanye penanganannya yakni dengan mengenalkan 3K (Kenali, Konsultasikan dan Kendalikan). Kampanye ini akan mereka gelar di seluruh Indonesia dimana tahap awal digelar di 3 kota yakni Medan, Yogyakarta dan Surabaya.

"Kita ingin para orang tua tidak menganggap remeh persoalan alergi anak karena ternyata dampaknya sangat besar terhadap kualitas generasi Indonesia kedepan," demikian Zeinda.[rgu]

Inovasi Pemutus Rantai Penularan Tuberculosis Paru Melalui Wadah Berisi Lisol Terintergrasi Startegi Derectly Observed Treatment Shourtcourse (DOTS)

Sebelumnya

Cegah Stunting Melalui Pemberdayaan Masyarakat

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Kesehatan