post image
KOMENTAR
Sungguh malang nasib Anggirlan Nasution. Bagaimana tidak, bocah berumur 10 tahun itu harus merasakan sakit yang tak tertahankan selama hampir dua tahun. Usus bocah yang akrab disapa anggi itu berada diluar perut. Setiap kali mencerna, makanan langsung keluar dari luka di usus tersebut.

Setiap harinya Anggi hanya terbaring diatas sebuah kasur yang sudah mulai rusak di kediamannya di Dusun VI, Pondok I, Desa Marindal II, Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang. Awalnya, putra ke dua dari pasangan Adlin Nasution (35) dan Marina (32) merasakan sakit perut yang tidak tertahankan usai berenang bersama keluarga pada April 2015 silam. Orang tua Anggi mengira anaknya hanya menderita masuk angin karena pulang berenang.

Anggi dibawa orangtuanya ke bidan terdekat. Sampai disana mereka hanya dibeirikan obat. Namun setelah beberapa minggu, Anggi tak kunjung sembuh.

"Kami kira sakit biasa. Tapi kenapa anakku gak sembuh juga. Makanya kami bawa ke bidan lain. Rupanya sama saja," kata Adlin saat ditemui di kediamannya, Jumat (17/02) sore.

Anggi juga tak kunjung sembuh. Adlin bersama istrinya kemudian membawa Anggi ke dokter. Hasil diagnosa dokter menunjukkan, Anggi mengalami pembengkakan usus. Perutnya pun membesar akibat tidak buang air besar.

"Dokter menyarankan kami untuk membawa ke rumah sakit agar cepat dioperasi," kata Adlin dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Pada Mei 2015 Anggi dibawa ke Rumah Sakit Pirngadi Medan untuk menjalani operasi. Saat itu, keluarga hanya berbekal fasilitas Jaminan Kesehatan Masyarakat. Namun pascaoperasi, jahitan di perut Anggi malah lepas.

Pihak rumah sakit kemudian meminta agar Anggi dioperasi lagi. Bukan malah sembuh, pascaoperasi kedua, usus Anggi dibiarkan terburai di luar.

"Kami hanya dijanjikan, anak kami bisa sembuh dan normal lagi," kata Marina ibu Anggi.

Kondisi Anggi kian memburuk pascaoperasi kedua. Berat badannya semakin menurun. Namun dokter berkukuh akan melakukan operasi sampai beratnya mencukupi. Anggi pun harus dirawat inap di RS Pirngadi.

Selama empat bulan disana, keluarga memutuskan untuk membawa Anggi pulang. Keluarga menduga, tenaga medis di RS Pirngadi telah melakukan kesalahan prosedur saat menangani Anggi. "Kami udah menduga ini malpraktek. Bagaimana bisa anak kami dioperasi terus ususnya dibiarkan diluar," keluhnya.


Sekitar dua minggu lalu, perangkat Desa Maridal mendengar kabar soal Anggi. Melalui Kepala Desa Marindal II Jufri Antono, mereka langsung bergegas menemui keluarga Anggi. Perangkat desa langsung membawa Anggi ke RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam untuk mendapat perawatan.

"Begitu dapat kabar, saya langsung meluncur ke lokasi. dan langsung kami bawa ke rumah sakit di Pakam," kata Jufri yang ditemui di kediaman Adlin.

Setelah dua minggu berada di rumah sakit, keluarga kembali membawa Anggi pulang lantaran tidak juga mendapat kepastian. Hingga kini, pihak keluarga masih menunggu pertanggung jawaban dari RS Pirngadi atas apa yang menimpa anak mereka.

"Kami minta pihak RS Pirngadi bertanggung jawab atas kesembuhan Anggi. Karena dia masih ingin sekolah," pungkas Adlin sambil menyeka air matanya.[rgu]

Inovasi Pemutus Rantai Penularan Tuberculosis Paru Melalui Wadah Berisi Lisol Terintergrasi Startegi Derectly Observed Treatment Shourtcourse (DOTS)

Sebelumnya

Cegah Stunting Melalui Pemberdayaan Masyarakat

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Kesehatan