post image
Net
KOMENTAR

Kasus perkosaan yang disebut terbesar dalam sejarah di Inggris melibatkan pria asal Indonesia, Reynhard Sinaga. Saat ini ia menjalani hukuman seumur hidup di Manchester, karena terbukti bersalah atas 159 kasus pemerkosaan dan serangan seksual terhadap 48 korban pria.

Di antara 159 kasus, terdapat 136 dakwaan pemerkosaan, dengan korbannya dilaporkan ada yang diperkosa berkali-kali.

Kasus ini dianggap terbesar dalam sejarah hukum di Inggris.

Reynhard Sinaga, datang ke Inggris menggunakan visa pelajar pada 2007 saat dia berumur 24 tahun. Tahun 2017 ia ditangkap terkait kasus perkosaan ini.

Reynhard berasal keluarga terpandang. Ia lulus dari Fakultas Arsitektur Universitas Indonesia tahun 2006.  Ia kemudian melanjutkan studi di Inggris tahun 2007.  Dia sedang mengambil gelar doktor saat ditangkap tahun 2017.

Ibunda Sinaga bahkan terbang ke Inggris untuk menghadiri salah satu pemeriksaan pra persidangan awal. Tetapi setelah mendengar bukti yang memberatkan terhadap putranya ia kembali ke Indonesia dan tidak datang lagi ke Inggris.

Sejak 2007 hingga ditangkap 2017, Reynhard hidup dengan bantuan biaya dari ayahnya yang seorang bankir. Ayahnya juga membiayai apartemen Reynhard di Montana House, tempat di mana dia mengintai calon korbannya.

Reynhard Sinaga yang dipanggil Rey tidak pernah menceritakan tentang keluarganya. Dia juga disebut tidak pernah menyembunyikan orientasi seksualnya, dengan terlihat di Canal Street maupun Gay Village. Teman-temannya mengaku, mereka sama sekali tidak tahu jika Reynhard menjadi terdakwa kasus pemerkosaan terbesar di Inggris.

Reynhard lahir pada 1983 di Jambi. Bertutur lembut dan sopan serta memiliki tinggi sekitar 170 sentimeter.

Selama ini, kata mereka, Reynhard bakal menyombongkan diri dengan mendekati pria “heteroseksual”, di mana dia kemudian menuduh mereka memerkosanya.

Hingga pada Januari 2015, dia sempat menunjukkan korbannya, remaja 19 tahun, yang kala itu sempat bertengkar dengan pacarnya.

Pada Agustus 2012, Reynhard sempat berkuliah di Universitas Leeds untuk PhD pada ilmu Geografi Manusia, di mana dia tidak menyelesaikannya.

Dia sempat menyerahkan tesisnya berjudul Sexuality and everyday transnationalism among South Asian gay and bisexual men in Manchester.

Tesis itu diajukan pada Agustus 2016. Tetapi, Reynhard Sinaga dinyatakan gagal, sehingga dia diminta untuk memperbaikinya. [dar]

Sudah Diberlakukan, Parkir Sembarangan Bakal Kena Tilang Elektronik di Medan

Sebelumnya

2019, Polrestabes Medan Selesaikan 1827 Kasus Narkoba

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Hukum