post image
KOMENTAR

Assalamulaikum, Sahabat Literasi. 
Saat kerinduan menyesak di dada, puisi adalah satu jawaban yang eksotis untuk dipilih. Kali ini kita akan menikmati puisi-puisi bertema ‘Tuhan’ yang telah dihimpun oleh Komunitas Binjai Kota Cerdas (KBKC). 
Kami sangat senang jika ada kritik dan saran yang diberikan. Hati dan pikiran yang terbuka akan membuat puisi lebih menyentuh.
Salam Literasi
Salam KBKC. 

 

Dalam Kereta Malam
Oleh : Oppung Lule Djingga

lepas isya
kubasuh seluruh keluh
dengan segala doa
tenggelam pada malam
menyusuri jalan mencari maqam
hening yang memulangkan aku
pada kesendirian
dengan banyak pertanyaan
dengan segenap pengharapan
aku malu
pada tanganku yang pernah
menggunting dalam lipatan
aku malu
pada mulutku yang besar
terlalu kasar mencerca dengan tak sabar
aku malu
pada kakiku yang senang menjegal
kawan seiring, jadi terasing
aku malu
pada kehendak hatiku yang tiada menentu
membuat orang lain tertipu
lepas isya
meluruh jiwa yang rapuh
mengasuh hati yang rikuh
memeluk segenap teguh
dalam kasih-Mu yang utuh
menggapai cahaya yang Engkau pancarkan

22Rabiulakhir1436H
120215 M
Oppungleladjingga


Doa Pagi
Oleh : Asmawati Al Faiq

Pagi tadi
Sajadah kubentangkan lalu lantunan doa kupersembahkan
Tiba-tiba
aku merasa Tuhan bosan dengan doaku 
yang selalu sama. 
Minta pengampunan dosa 
minta kemurahan rezeki 
minta diberi kesehatan
Lalu agar Tuhan tidak bosan dengan doaku 
kutambahkan sedikit, aku minta diberi jabatan
Ketika aku tengadah
Kupandangi seberkas cahaya yang mengintip di balik jendela kamarku
Ya, Tuhan.
Subuh kesiangan saja doaku sudah begitu banyak
Cepat_ cepat kulipat sajadah
Lalu kubisikkan, 
Siang nanti aku menghadap-Mu lagi Tuhan
Doa yang tadi kupinta
Akan kulangi lagi
Tapi, jangan bosan mendengarnya.
Itu saja pun sudah terlalu mewah bagiku.

Binjai, 19 Februari 2021

Semesta Bersinar 
Oleh : Ivony Syahfitri

Ingin kuberlari
namun tertahan
Inginku menjerit meratapi, tersekat 
suaraku tertahan

mentari itu ada
tapi gelap karena nestapa
kutepis tirai penghalangnya
kulihat mentari tertawa
kubasuh muka, ku bentangkan sajadah
perlahan sinar itu kulihat,
Aku lalai dalam pikirku
Aku lalai menilai kisahku
Aku malu mengadu kisah dengan-Mu
kisahku teramat buram
Tapi, aku tak mampu menjauh dari-Mu
Cinta-Mu, membuat semesta bersinar
Kasih-Mu, mentari kutertawa
Binjai, 19 Feb'21
ISF

Bersandar Pada-Mu
Oleh : Yesi Arianti

Segenap rasa dan asa bergelut didalam dada
keinginan terbesar keluarlah dari situasi sulit ini.
Memandang di sekeliling 
semua sama, nyaris putus asa.

Tersadar seketika
ini semua kehendak-Nya.
Mendidikku
tiada kekuatan selain kekuatan-Mu..
Bersandar kepada-Mu...

Ketenangan dan keikhlasan akan di raih ..
Ya, Rabb,
Keluarkan kami dari musibah ini
sudahi semua ini.
Aamin.


Tuhan Maha Tahu yang terbaik
Oleh : Yutha Narulita

Tuhan...
Ada rasa meresap ke jiwa..
Ada sapa, tawa canda penuh suka dan duka.
Gemerlap suasana menggetarkan asa yang tersirat.

Sisi kelam merasuk setiap langkah dalam perjalanan hidup
Ada gelap pasti terang diujung seberang
Ada pahit pasti ada manis diujung rasa
Tuhan Maha Tahu untuk hambanya
Tuhan Maha Tahu yang terbaik untuk umatnya..

Terkadang kita merasa lebih hebat
dari sang Pemilik Kehebatan..
Merasa mampu padahal jatuh berkali-kali
di lubang yang sama.

Tuhan, Sang pemilik raga dan jiwa.
Selalu memberi tanpa diminta.
Tapi, kita selalu berkhianati
Tak mengakui keberadaaan-Nya 
sampai terperosok jatuh ke palung 
baru mengakui bahwa Tuhan ada 
lalu memohon ridho-Nya.


Ujian Kehidupan
Oleh : Butet Suryanti

Ujian kehidupan ini, 
kesedihan, kekecewaan, kebahagiaan silih berganti, 
hidup akan terus berjalan tanpa ada yang bisa menghentikan
Seperti ceritaku kemarin, hari ini dan besok 
Masa yang akan datang adalah milik Tuhanku
Dia yg akan memutuskan akhir ceritaku
Pada-Nya kuserahkan takdirku.

Hari Kedua
Oleh Endang Vino Eri

Hari ini hari kedua
Bulan kedua dalam pembagian bulan
Kulepas semua keinginan
Kutinggal semua kekeliruan
Hari ini hari kedua
Kubulatkan hati
Bersandar pada-Mu
Untuk melegakan kegelisahanku
Hari ini hari kedua
Bulan kedua dalam hitungan tahun
Aku bertekad dalam hati
Untuk taat pada perintah-Mu

Dalam Ombak-Mu Perahuku Oleng
Oleh : Oppung Lela Djingga

di laut lepas-Mu 
aku menghirup bau garam yang berombak dalam darahku
mengantar perahu harapan oleng ke kanan hingga ke tepian
aku ingin berpaling dari senja nan jingga, 
anak-anak bertelanjang kaki masih saja asyik memungut cangkang kepah di hulu rawa nipah
perempuan berkerudung pulang dari ziarah, makam samping dermaga tua,
di nisan yang berlumut ia berdoa kepada yang kuasa teguhkan hatinya menjaga amanah, merawat riwayat
angin senja pulang ke bukit-bukit di atas sana, mencari helai-helai nyiur yang ingin diajaknya menari, berdendang dan meniupkan bunyi-bunyi pelepah, 
tarian pepohon dan dedaun riuh, kemudian sunyi dan pergi.

Matauli, Tapteng, 2008
Oppungleladjingga

Hanya Sekilap
Oleh : Rani Nur Khairani

Hanya sekilap...
Seketika suara yang biasa menyapa
Dalam embun pagiku
Kini tak lagi terdengar.
Jangankan untuk menyapa
Bahkan suara langkahnya
Tak lagi terdengar hadir.
Saat kubuka mata
Kupasang telinga
Kulangkahkan kaki
Dan kulambaikan tangan
Suara itu tak jua lagi ada.
Jangankan untuk memanggil atau menyapa,
Tegak wujudnya pun tak lagi nyata.
Dalam sekedip mata
Tangan yang biasa kugandeng
Senyum yang biasa kulihat
Dan suara panggil yang biasa kudengar
Kini hanya diam, mendengar, dan melihat.
Menjawab panggilan Ilahi.

Pejuang Tangguh
Oleh : Yutha Narulita

Kekuatan dan kekuasaan adalah pilar buat kita menjadi  hebat
Kearifan dan kebijaksanaan
menempatkan suatu masalah menjadi tolok ukur dalam suatu kepemimpinan.
Maju dan terus berjuang adalah harga mati dalam sebuah pertarungan.

Kehebatan dan adidaya tidak untuk dipermainkan
ada jiwa yang harus diperjuangkan untuk masa depannya.
ada generasi yang ingin mengecap manisnya perjuangan
bukan hanya kita 
yang ingin hidup seribu tahun lagi.

Kita yang tak ingin mati tanpa nama
memperjuangkan hidup jadi lebih layak dan punya arti
Perjuangan tonggak menjadi berarti
Perjuangan jiwa yang tak pernah mati
bukan hanya di ujung bambu runcing
bukan hanya di ujung senapan

Perjuangan hakiki membela qur'ani yang hakiki
satu kata menu Illahi Robbi
Jika bukan karena Illahi, jangan harapkan menang jadi satu arti.
menjadi harga mati....
Allahu Akbar
Allahu Akbar
Allahu Akbar

Lisa Andriani Kunjungi Stand KBKC di Acara MTQ ke - 51 Kota Binjai

Sebelumnya

Asmawati: Kita Ikut Menyemarakkan Syiar Islam dengan Literasi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel KBKC