post image
KOMENTAR
Rencana pengusaha Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mengimpor sebanyak 2.500 kapal laut  asal China dengan anggaran Rp 15 triliun ini ditolak mentah-mentah. Sebab untuk memenuhi kebutuhan kapal dalam negeri, seharusnya membangun kekuatan industri maritim dengan mengembangkan galangan-galangan dalam negeri, bukan justru mengimpor kapal dari Cina.
 
"Nenek moyang kita sejak dulu diakui mumpuni untuk membuat kapal. Saat inipun para insinyur-insinyur kita tak kalah hebat. Bahkan, banyak justru tenaga mereka dipakai di luar negeri, karena industri kapal di Indonesia tidak mendapat support yang serius. Rencana ini sangat tidak masuk akal," kata  Direktur Eksekutif Indonesia Maritim Instute (IMI), Y Paonganan, beberapa saat lalu (Senin, 28/1/2013).

Paonganan pun meminta kepada Kementerian Perhubungan untuk tidak memberikan lisensi pada kapal-kapal impor tersebut. Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perhubungan harus rencana menolak ini, dan sudah seharusnya Menteri Perindustrian mendorong pengembangan industri maritim seperti galangan kapal
 
Ongen biasa disapa mengusulkan, jika memang rencana itu jadi, sebaiknya 2.500 kapal tersebut dibuat di Indonesia. Dengan demikian akan banyak manfaatnya, karena diyakini akan mampu menyerap banyak tenaga kerja lokal. "Ini akan memacu pertumbuhan industri galangan kapal dalam negeri," tandas Paonganan.
 
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Kadin, Bidang Pemberdayaan Daerah dan Logistik, Natsir Mansyur mengatakan impor kapal tersebut untuk mengatasi kendala distribusi pengiriman antar pulau di Indonesia.  Menurut Natsir, impor kapal tersebut selain mendukung kelancaran pendistribusian barang yang terdapat di sejumlah pelabuhan-pelabuhan di Indonesia, juga dalam rangka menghadapi integrasi sistem distribusi negara-negara ASEAN. Ia menjelaskan, kapal berbobot mati sebesar 1.500 ton itu secara bertahap akan diimpor oleh PT Zhadasa. [ysa/rmol/rob] 

Kemenkeu Bentuk Dana Siaga Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Sebelumnya

PTI Sumut Apresiasi Langkah Bulog Beli Gabah Petani

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ekonomi