post image
KOMENTAR
Pemerintah Indonesia saat ini masih mengimpor ubi kayu atau singkong. Impor singkong pada Maret lalu mencapai 987,5 ton.

Ketua Harian DPP Partai Gerindra Moekhlas Sidik mengkritik keras langkah pemerintah tersebut. Menurutnya, kebijakan impor singkong yang dilakukan adalah bentuk ketidakseriusan pemerintah dalam menguatkan ketahanan pangan nasional.

"Padahal, Presiden Jokowi berjanji akan melakukan swasembada dan meningkatkan ketahanan pangan nasional tapi nyatanya, saat ini singkong saja masih impor. Ini sangat memalukan, Indonesia yang tanahnya subur dan luas tapi harus impor singkong," katanya kepada redaksi, Selasa (26/4).

Moekhlas menjelaskan, jika pemerintah mengeluarkan kebijakan yang menguntungkan para petani maka impor singkong tidak akan terjadi. Apalagi di awal pemerintahan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengampanyekan untuk menghemat anggaran makan rapat di kantor pemerintahan dengan mengganti menu singkong.

"Impor ini mengganggu konsistensi pemerintah yang katanya bisa menghemat anggaran makan rapat dengan mengganti menu singkong. Satu sisi berhemat tapi di saat yang sama anggaran bocor untuk impor singkong," bebernya.

Karena itu, Moekhlas berharap agar pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla bisa lebih serius dalam meningkatkan kesejahteraan petani. Sehingga, ke depannya dapat menstimulasi hasil pertanian nasional untuk diekspor ke luar negeri.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pemerintah melakukan impor singkong pada Maret 2016 mencapai 987,5 ton. Singkong tersebut secara keseluruhan berasal dari Vietnam. Sementara pada Februari 2016, singkong impor juga masuk sebesar 240,5 ton yang berasal dari Italia. Bila diakumulasi, dalam tiga bulan pertama tahun 2016, impor singkong Indonesia mencapai 1.228 ton.[rgu/rmol]

Kemenkeu Bentuk Dana Siaga Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Sebelumnya

PTI Sumut Apresiasi Langkah Bulog Beli Gabah Petani

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ekonomi