post image
KOMENTAR
MBC. Hingga kini jumlah korban longsor akibat aksi penambangan liar masyarakat di Madina masih simpang siur. Namun yang pasti, 1 korban tewas sudah dievakuasi.

Camat Hutabargot, Hendra Batubara mengakui, hingga kemarin keluarga korban yang melapor pascakejadian longsor baru 3 orang.

Ketiga pihak keluarga itu, urai Camat, Agus warga Jalan ABRI, Sulhanna dan Zulham, keduanya warga Banjar Sibaguri, Kecamatan Panyabungan Kota. Hendra juga belum dapat merinci secara pasti jumlah korban yang tertimbun longsor tersebut.
 
Menurut dia, jumlah korban belum dapat dipastikan karena informasi di tengah masyarakat pascalongsor pun terus berkembang.

Dijelaskan pula, lokasi penambangan itu sangat jauh dari permukiman warga yakni berada di dalam hutan dan medan yang dilalui saat menuju tempat itu sangat rumit. Jadi, katanya, belum diketahui berapa jumlah warga yang menambang secara liar di lokasi itu.

Seperti diberitakan sebelumnya tambang emas ilegal di Kabupaten Mandailing Natal (Madina) longsor. Akibat bencana yang terjadi di Aek Sarahan, Desa Hutabargot Nauli, Kecamatan Hutabargot, Kabupaten Mandailing Natal (Madina)--sekitar 450 kilometer dari Kota Medan--puluhan orang dikabarkan tewas.

Kapolsek Panyabungan, AKP E Zalukhu mengakui, sejauh ini korban tewas yang sudah berhasil dievakuasi dari tambang itu baru satu orang, yakni Hendra Lubis (26) warga Desa Sabapadang. Sedang korban yang luka berat dan ringan, ada lima orang Landong (30), Dedek (24), Armen Hasibuan (27), Candra (25) dan Sakban (25). [ans]

Berhasil Kumpulkan Dana Rp 30 Juta, Pemkot Palembang Sumbang Untuk Beli APD Tenaga Medis

Sebelumnya

Virus Corona Menjadi Alasan Deretan Pasangan Artis Ini Tunda Pernikahan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ragam