post image
KOMENTAR
Lain kali, pemerintah diminta berhati-hati untuk mengumumkan kebijakan. Seperti rencana menaikkan harga elpiji 12 Kg yang kemarin baru diusulkan Pertamina. Pasalnya, fakta di lapangan, harga jual tabung biru ini sudah melonjak naik.


Monitoring Rakyat Merdeka di sebuah toko eceran yang berada di daerah Sawangan, Depok, kemarin, ternyata harga elpiji 12 kg sudah naik. “Wah harganya sudah naik Rp2.000 mas sekarang,” kata penjaga toko, Arif.

Arif yang mengenaikan kaos coklat itu mengaku harga elpiji 12 kg per tabung sebelumnya Rp76.000, sekarang sudah Rp78.000 per tabung. Menurut dia, kenaikan itu dipengaruhi oleh berita soal rencana kenaikan harga oleh Pertamina.  “Setiap ada rencana kenaikan, pasti harganya sudah naik duluan,” tuturnya.

Gara-gara kenaikan harga itu, Arif mengaku banyak pelanggannya yang bertanya. Padahal, kenaikan itu sudah dari agen. Apalagi barangnya saat ini sudah mulai langka karena ada yang menahan stok. Dia mengaku minggu ini agak sulit mendapatkan stok.

Arif mengatakan, rencana kenaikan harga elpiji dari Rp76.000 menjadi Rp95.600 tidak akan sama dengan harga di lapangan.

“Harganya bisa mencapai Rp100 ribu pas sampai ke tangan konsumen,” ucapnya.

Oleh sebab itu, Arif mengaku heran dengan kenaikan ini. Sebab, belum ada pengumuman resmi dari Pertamina terkait rencana kenaikan itu.

“Harga yang baru ini akan tetap bertahan meskipun Pertamina batal menaikkannya,” tandasnya.

Untuk diketahui, kini harga elpiji 12 kg dari Pertamina Rp70.200 per tabung. Tapi harga di konsumen sudah mencapai Rp98.000 per tabung.

Akibat kenaikan harga elpiji, Hasan, penjual nasi dan mie goreng di daerah Pondok Cabe juga sudah menaikkan harga jualnya Rp1.000 per porsi dari Rp9.000 menjadi Rp10.000. Hasan mengaku, kenaikan itu karena harga elpiji dan bahan baku lainnya naik.

“Kita pakai elpiji yang 12 kg, tapi sekarang harganya sudah naik. Jadi terpaksa kita naikkan juga,” katanya.

Menko Perkonomian Hatta Rajasa mengatakan, pemerintah hingga kini belum memutuskan menaikkan harga elpiji 12 kg yang diusulkan Pertamina.  Alasannya, jika harga gas elpiji dila­kukan tahun ini, akan menekan besaran inflasi yang sebelumnya terdongkrak akibat kenaikan tarif dasar listrik (TDL).

Menurut Hatta, pemerintah menyadari kesulitan manajemen keuangan Pertamina jika harga  gas elpiji 12 kg tidak segera dilakukan. Tapi, kebijakan itu perlu dikaji lagi. [Harian Rakyat Merdeka/ans/rmol]

Kemenkeu Bentuk Dana Siaga Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Sebelumnya

PTI Sumut Apresiasi Langkah Bulog Beli Gabah Petani

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ekonomi