post image
KOMENTAR
MBC. Tiba-tiba saja sosok Ayu Azhari jadi perbincangan hangat. Publik pun lantas terus bertanya-tanya seputar keterlibatan Ayu dengan kasus sapi impor. Bagaimana sebenarnya peristiwa itu hingga mantan bintang film panas tersebut bolak balik ke kantor KPK? Lantas siapa sebenarnya Ahmad Fathanah?

Hari Minggu (5/5), sekitar pukul 11 malam, Rakyat Merdeka berbincang dengan Ayu di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat. Saat itu, Ayu baru selesai menjadi bintang tamu sebuah acara di salah satu stasiun televisi.

Mengenakan kebaya hijau muda dipadu kerudung coklat motif kembang-kembang dan riasan simpel, wanita yang sudah menginjak usia kepala empat ini, tampak segar dan anggun.

Ayu yang didampingi pengacaranya, Fahmi Bachmid dan seorang kawannya, menceritakan awal perkenalannya dengan Fathanah sampai berurusan dengan KPK. Ketika jalan-jalan di Mall Grand Indonesia, Jakarta, pada tanggal 3 atau 4 Desember 2012, Ayu didatangi seseorang yang meminta nomor kontaknya. ''Saya tidak ingat persis tanggalnya, 3 atau 4 Desember lalu,'' katanya.

Orang itu, menurut Ayu, mengaku sebagai kenalan orang yang biasa mengundang artis untuk mengisi acara pemilihan kepala daerah (pilkada).

''Karena urusan pekerjaan, saya kasih,'' ucapnya sebagaimana disiarkan Rakyat Merdeka Online.

Sehari kemudian, lanjut Ayu, dia ditelepon seseorang bernama Ahmad Fathanah (AF) yang mengajaknya bertemu di Plaza Indonesia, Jakarta, untuk membahas pekerjaan mengisi acara pilkada. Saat itu, kata Ayu, Fathanah memperkenalkan diri dari Makassar, Sulawesi Selatan. Fathanah juga mengaku sebagai orang yang biasa menjadi koordinator pengisi acara-acara pilkada.

Fathanah, lanjut Ayu, kemudian menawari pekerjaan untuk mengisi tiga acara pilkada, yakni pilkada di Sulawesi Selatan, Jawa Barat dan Malang, Jawa Timur.

Namun, Ayu mengaku tak bisa merinci yang dimaksud pilkada di Sulawesi Selatan itu pemilihan gubernur, walikota atau bupati.

Sedangkan yang dimaksud pilkada di Jabar adalah Pemilihan Gubernur Jawa Barat pada Februari lalu. Selanjutnya, yang dimaksud pilkada di Malang adalah pemilihan walikota pada Mei ini.

''Wah, saya pikir proyek gede nih. Saya terima saja,'' ucapnya.

Namun, Ayu mengaku tidak langsung mengiyakan. Soalnya, dia menginginkan kontrak yang memuat tanggal acara secara jelas.

''Dia bilang, Yu, percaya sama saya. Nih saya panjerin dulu. Pegang aja dulu, nanti kontraknya kita urusin lagi ke depan. Ini saya biasa pakai dolar. Lebih ringkes soalnya. Tipis,'' kata Ayu mengutip omongan Fathanah.

Ketika itu, aku artis panas ini, Fathanah memberi 800 dolar Amerika atau sekitar Rp7,4 juta.

Selang beberapa hari, Ayu mengaku kembali diundang Fathanah. Kali ini, pertemuan digelar di Plaza Senayan, Jakarta. Dalam pertemuan di Plaza Senayan, seperti pada pertemuan di Plaza Indonesia, Ayu kembali diperkenalkan kepada teman-teman Fathanah. Ayu juga dikenalkan dengan istri Fathanah, Sefti Sanustika, yang tengah hamil muda.

''Acaranya saya tidak tahu, tapi ada orang partai, orang daerah. Detailnya saya tidak tahu. Saya hanya mengejar pekerjaan untuk mengisi acara pilkada,'' ucapnya.

Dalam pertemuan ini, Ayu mengaku kembali menagih jadwal manggung kepada Fathanah. Namun, katanya, Fathanah mengelak.

''Dia bilang, nanti kita atur. Kita kabarin. Tenang saja, tidak usah takut. Dia mengaku menunggu jadwal dari KPU,'' ucapnya. Fathanah, sambung Ayu, kemudian memberi 1.000 dolar Amerika kepada Ayu.

Dari dua pertemuan itu, Ayu tidak menaruh curiga kepada Fathanah. Penampilan Fathanah yang bonafid, berpakaian rapi, membuat Ayu tidak sedikit pun menaruh curiga.

''Kelihatannya begitu meyakinkan. Dari penampilannya sangat memungkinkan, dia pengusaha yang biasa mengundang artis,'' nilainya.

Tak hanya itu, kata Ayu, Fathanah juga sering pamer mengenal petinggi-petinggi dan orang-orang penting di Partai Keadilan Sejahtera (PKS). ''Dia juga mengaku kenal gubernur ini, gubernur itu. Orangnya ramah dan supel memang,'' katanya.

Beberapa hari tak ada kabar, Ayu menagih janji kepada Fathanah. Namun, kata dia, telepon dan SMS-nya tidak dijawab Fathanah. Belakangan, Fathanah menelepon balik. Kolega bekas Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq ini, kembali mengajak Ayu bertemu.

Setelah protes karena tak kunjung ada jadwal mengisi acara pilkada, Ayu diberikan Rp10 juta. Uang itu, menurut Ayu sebagai ganti rugi waktu persiapan mengisi acara pilkada. Uang itu ditransfer ke rekening anak Ayu, Axel Djody Gondokusumo.

''Tanggal 8 atau 9 diundang lagi, itu terakhir bertemu. Tidak tahu saya dibohongin atau memang acaranya tidak jadi,'' katanya.

Ketua DPP PKS Tubagus Soemandjaja mengaku, PKS tidak pernah mengundang Ayu Azhari untuk mengisi acara partai berlambang padi diapit bulan sabit kembar itu. Menurutnya, di PKS ada Majelis Syuro yang memberi syarat, sehingga tidak semua artis bisa diundang untuk mengisi kegiatan partai.

''Ada seleksi, dan harus disesuaikan dengan dakwah Islam,'' kata anggota Komisi II DPR ini saat dihubungi, kemarin.

Soemandjaja juga mengaku tidak kenal Fathanah. Dia pun membantah bahwa Fathanah adalah bagian dari PKS yang bertugas untuk melakukan lobi ke berbagai pihak.
 
''Di kelembagaan dan struktur, tak pernah ada nama AF. Sejak mendirikan partai, saya tak pernah sekalipun salaman dengan yang namanya AF. Saya tahu AF karena berita dari media,'' tandas Tubagus.

Kembalikan Rp20 Juta dan 1.800 Dolar AS

Ayu Azhari dua kali datang ke Gedung KPK sebagai saksi bagi tersangka kasus suap kuota impor daging sapi, Ahmad Fathanah (AF).

Pada kedatangannya yang kedua, menurut Juru Bicara KPK Johan Budi Sapto Prabowo, Ayu mengembalikan uang Rp20 juta dan 1.800 dolar Amerika Serikat (AS) ke KPK. Uang tersebut merupakan pemberian Fathanah.

''Ini untuk istilahnya dia mau manggung di suatu tempat. Pertunjukan. Tapi ditunggu-tunggu nggak jadi,'' kata Johan di Gedung KPK, Jumat (3/5).

Saat itu, Johan mengaku belum tahu, kapan tepatnya Ayu menerima uang tersebut. Dia juga tidak menjelaskan, apakah uang itu diterima Ayu dari Fathanah dalam bentuk tunai atau melalui transfer.

''Dia dipanggil karena ada keterangan pernah diberikan uang dari AF untuk manggung. Intinya, Ayu pernah terima dari AF untuk uang manggung,'' tandasnya.

Uang yang diterima orang dekat Luthfi Hasan Ishaaq, bekas Presiden PKS ini, totalnya jika dirupiahkan sekitar Rp37 juta.

Tapi, pada saat datang ke Gedung KPK itu, Ayu tidak mau terbuka mengenai uang tersebut. Kepada wartawan dia malah menunjukkan copy rekening pribadinya. Cuma sekilas, jadi, wartawan juga tak bisa melihat jelas, bagaimana data di rekening tersebut. Yang kelihatan cuma logo banknya, BII. Ayu ditemani kuasa hukumnya, Fahmi Bachmid.

Ayu bilang, pernah bertemu Fathanah di Plaza Senayan pada 3 Desember 2012. Ayu saat itu bersama anak-anak dan asistennya menemui Fathanah di kafe Nanini. Pertemuan terjadi, setelah Fathanah mengirim SMS.

''Rumah saya dekat dengan PS. Saya sehari-hari belanja di situ. Rumah saya jalan kaki lima menit,'' katanya.

Di sana, Fathanah juga membawa istrinya yang sedang hamil, dan seorang saudaranya dari daerah. Istri dan saudara-saudara Fathanah mengaku sebagai fans berat Ayu, sehingga pertemuan itu dihiasi acara foto bersama. Ayu mengaku dijanjikan mengisi acara di beberapa event partai dan pilkada.

Ayu tak mau mengkait-kaitkan komitmen kerjaan yang ditawarkan Fathanah dengan PKS. Tapi, dia mengaku pernah bertemu dengan sejumlah politisi PKS yang dilihat di televisi. Bahkan, Fathanah kerap mengatasnamakan partai itu saat bicara kerjaan.

''Kalau dia tidak mengatasnamakan PKS, saya tidak mau follow up pekerjaan itu,'' ucapnya.

Apa kaitan Ayu dengan daging sapi impor? Apakah restoran miliknya menggunakan bahan sapi impor? Ayu bilang, restorannya ada yang khusus kambing dan seafood.

''Langsung segar dipotong, bukan dari importir,'' katanya.

Restoran yang dikelolanya di Kampung Bangka, dan Fathanah pernah diundang makan di situ, tapi menolak.

''Alhamdulillah dia nggak datang. Kalau dia datang (duitnya) harus saya balikin dong,'' ujar Ayu.

Jangan Berhenti Pada Ayu Azhari

Anggota Komisi III DPR Eva Kusuma Sundari meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus mengembangkan kasus suap kuota impor daging sapi dan pencucian uang dengan tersangka Ahmad Fathanah (AF). Melalui pengembangan kasus ini, katanya, KPK bisa menemukan dugaan keterlibatan pihak-pihak lain.

Dia pun mengingatkan, KPK jangan terlalu cepat menyimpulkan bahwa uang untuk Ayu Azhari dan mobil Honda Jazz untuk wanita bernama Vitalia Sesha adalah aliran dana dan aset terakhir yang dikeluarkan AF terkait kasus pencucian uang. ''Jangan berhenti pada Ayu Azhari,'' ujarnya, kemarin.

Eva menilai, aset yang diduga milik Fathanah dan sudah disita KPK, adalah aset kecil. Sebab itu, KPK perlu menelusuri jaringan-jaringan bisnis yang dimiliki AF.

''Ayu Azhari adalah rantai pertama dari rantai entertainment-nya. Dia kan seorang artis. Perlu dicari juga jaringan bisnis AF. Jaringan yang diduga digunakan AF untuk mencuci uangnya di sektor bisnis,'' katanya.

Dengan terus mencari jaringan AF, menurut Eva, KPK bisa saja menemukan dugaan tindak pidana korupsi lain, tak hanya kasus suap pengurusan kuota impor daging sapi. Eva juga menilai, AF tidak mungkin melakukan pencucian uangnya sendirian. ''Bisa saja ada kasus korupsi yang lebih besar dan ada aktor lain,'' tandasnya.
 
Namun, dia mengapresiasi penyitaan aset Fathanah yang dilakukan KPK.

Dari Mana Uang untuk Bayar Ayu

Koordinator LSM Masyarakat Antikorupsi (MAKI) Boyamin Saiman meminta KPK menelusuri asal-usul uang yang dimiliki tersangka Ahmad Fathanah (AF) untuk membeli Honda Jazz, dan jam tangan merek Chopard seharga Rp70 juta untuk Vitalia Sesha. Juga sumber dana Rp39 juta yang diberikan kepada artis Ayu Azhari sebagai uang muka mengisi acara pilkada.

''Padahal kalau dilihat, pekerjaan AF itu tidak jelas. Ini yang harus diungkap KPK dari mana uang tersebut,'' kata Boyamin, kemarin.

Melalui penelusuran uang tersebut, kata Boyamin, KPK bisa menemukan sumber dana yang mungkin hasil korupsi dari kasus lain. Bukan hanya kasus suap pengurusan kuota impor daging sapi.

Menurutnya, KPK harus mengungkap apakah ada uang yang diterima AF sebelum dia ditangkap tim penyelidik di Hotel Le Meridien, Jakarta pada 29 Januari lalu.

Kata dia, penelusuran tersebut penting untuk mengungkap kasus-kasus lain.

''Patut diduga, ada tindak pidana korupsi selain kasus pengurusan kuota impor daging sapi,'' tandasnya.

Kendati begitu, Boyamin mengapresiasi langkah KPK menyita aset yang diduga milik AF berupa mobil dan jam tangan. Namun, kata dia, KPK harus semakin getol menelusuri pihak-pihak lain yang terlibat. [ans]

Ganjar Pranowo Dilaporkan ke KPK, Apakah Prediksi Fahri Hamzah Terbukti?

Sebelumnya

Apple Kembali Alami Kenaikan Pendapatan, Kecuali di China Raya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa