post image
KOMENTAR
Meski sudah menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sejak Kabupaten Samosir dimekarkan, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Samosir tetap merugi dan selalu mendapat subsidi dari PDAM di provinsi.

Kepala Cabang PDAM Kabupaten Samosir Parlin Sinaga seperti dikutip dari analisadaily mengaku tingginya biaya kebutuhan untuk PDAM di Samosir berasal dari tingginya pembayaran rekening listrik yang mencapai Rp60 juta hingga Rp70 juta per bulan.

"Rekening listrik untuk operasional bisa mencapai Rp70 juta per bulan, padahal pendapatan yang bisa kami peroleh hanya dikisaran Rp80 juta, makanya dengan sisa Rp10 juta kami selalu merugi dan selalu mendapat subsidi," terangnya.

Parlin juga mengakui, pengelolaan air yang menggunakan pompanisasi air Danau Toba dengan menggunakan listrik serta masih rendahnya tarif menjadi penghambat PDAM Samosir untuk terus maju, belum lagi masih banyaknya tagihan yang macet, semakin membuat PDAM Samosir kewalahan untuk bebas dari subsidi.

"Hingga saat ini tarif pembayaran air yang masih sangat rendah, belum lagi data pelanggan kami sejauh ini hanya berjumlah 2900 dan itu pun hanya berada di pusat Kota Pangururan," tambahnya. [ans]

Kemenkeu Bentuk Dana Siaga Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Sebelumnya

PTI Sumut Apresiasi Langkah Bulog Beli Gabah Petani

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ekonomi