post image
KOMENTAR
Pihak Kepolisian Daerah Sumut (Poldasu), masih terus melakukan penyidikan terhadap beberapa pihak dalam kasus dugaan kasus tindak korupsi proyek pengadaan alat-alat kesehatan (Alkes) dan KB di Dinas Kesehatan Labuhan Batu Selatan (Labusel).

Bahkan, Kapoldasu Irjen Syarief Gunawan menekankan dirinya akan serius menangani hal itu.

"Saya tidak mau main-main dengan kasus ini," ujarnya kepada wartawan saat melakukan kunjungan kerja di Mapolres Labuhanbatu, Rabu (9/10/2013) kemarin.

Jawaban Kapolda tersebut sekaligus membantah rumor yang menyebutkan adanya upaya lobi-lobi yang dilakukan oknum tertentu kepada Kapolda Sumut agar penyidikan tidak mengarah kepada Bupati Labusel, Wildan Aswan Tanjung.

Tak tanggung-tanggung, kabarnya oknum tersebut bersedia menggelontorkan dana hingga miliaran rupiah agar penyidikan tidak mengarah kepada orang nomor satu di lingkungan Pemkab Labusel itu.

Kendati demikian, Kapolda menegaskan, soal keterlibatan oknum Bupati Labusel dalam kasus tersebut harus menunggu hasil pemeriksaan penyidikan.

"Tergantung nanti hasil pemeriksaan penyidik. Tapi, sampai saat ini belum ada laporan perkembangan yang dilaporkan kepada saya. Namun saya rasa proses penyidikan masih berjalan," bebernya.

Kapolda juga bilang tekadnya menangani kasus itu. Berulangkali dia menekankan kepada penyidik untuk menyeret siapapun yang terlibat dalam kasus dugaan korupsi tersebut, termasuk indikasi keterlibatan oknum Bupati Labusel.

"Tapi semua tergantung pada hasil pemeriksaan penyidik," katanya lagi.

Sebelumnya, Bupati Labuhan Batu Selatan (Labusel) Wildan Aswan Tanjung diduga kuat terlibat dalam kasus tindak korupsi proyek pengadaan alat-alat kesehatan (Alkes) dan KB serta pengadaan kendaraan khusus di Dinas Kesehatan Labusel.

Penyidik Subdit III/Tipikor, Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Poldasu telah mengantongi dugaan keterlibatan Wildan Aswan Tanjung.

"Kita terus mengembangkan kasus ini dan dari hasil penyidikan, diduga kuat ada keterlibatan orang lain, selain empat tersangka yang ditahan," kata Direktur Ditreskrimsus Poldasu Kombes Pol Dono Indarto, kepada wartawan, Selasa (8/10/2013) lalu.

Disebutkan keempat orang tersangka yang sudah dilakukan penahanan dan akan segera mengirimkan berkasnya ke JPU adalah Kadis Kesehatan Labusel, Rusman Lubis, rekanan  Direktur Perusahaan JW, Wadir I Rekanan JT, TN alias AS. Sedangkan  Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Syahrulan  masih diburon.

Dimungkinkan juga masih ada upaya  pengembangan penyidikan terkait keterlibatan orang lain. "Masih ada tersangka lain. Bisa saja pejabat di atas Kadis Kesehatan atau sejajarnya. Kita tak main-main dengan kasus itu," tegasnya tanpa memperjelasnya.

Dari informasi diperoleh, Bupati Labusel sangat dekat dengan rekanan, Johan selaku  penyedia alat-alat kesehatan (Alkes) dan KB serta penyediaan kenderaan khusus di Pemkab tersebut.

Bahkan disebut-sebut, bupati sering meminjam dana dari Johan (rekanan Alkes dan KB, yang sudah ditetapkan sebagai tersangka). Karena itu, Johan ditunjuk langsung bupati sebagai rekanan penyedia Alkes dan KB di Kabupaten Labusel senilai Rp10 milyar.

"Sepertinya, Johan itu anak main bupati Labusel. Mereka sangat dekat bahkan bupati diduga sering meminta uang kepada pria turunan itu. Mungkin, karena uangnya (Johan) sudah banyak dimakan bupati, sehingga sebagai barternya, Johan ditunjuk menangani proyek Alkes," duga sumber di Poldasu.

Kini, kata sumber, penyidik Tipikor mencurigai ada aliran dana atau semacam fee atas proyek Alkes itu dari Johan.

"Secara logika, tidak mungkin seorang pejabat menunjuk langsung seorang pengusaha untuk menangani proyek kalau tidak ada timbal balik. Apalagi Johan itu tidak ada hubungan keluarga dengan Wildan Aswan Tanjung," terang sumber sembari menambahkan hal itulah yang dikembangkan polisi. [ded/jar]

Sudah Diberlakukan, Parkir Sembarangan Bakal Kena Tilang Elektronik di Medan

Sebelumnya

Perkosa Banyak Pria, Pelajar Indonesia Reynhard Sinaga Dihukum Seumur Hidup Di Inggris

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Hukum