post image
KOMENTAR

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) belum menurunkan status Gunung Sinabung dari AWAS (Level IV). Sebab, potensi bahaya masih sangat mungkin terjadi dari gunung api yang berada di Kabupaten Karo tersebut.

Kepala PVMBG Ir Hendrasto MSc mengungkapkan beberapa potensi bahaya dari Gunung Sinabung yang masih mungkin terjadi antara lain erupsi yang material berupa abu, pasir sampai lapili (2-6 cm)-nya bisa mencapai radius 5 km serta dapat mengganggu kesehatan dan merusak tanaman di area terdampak.

Kemudian, kecenderungan gerakan lateral di kawah utara Gunung Sinabung ke arah tenggara, berpotensi menimbulkan letusan disertai longsoran dinding kawah Gunung Sinabung ke arah tenggara. Dampak bencana berupa awan panas guguran dapat mencapai jarak 5 km.

Selanjutnya, potensi terjadinya lahar juga masih tinggi, karena timbunan abu atau material erupsi dan pengaruh curah hujan yang tinggi. Potensi lahar kemungkinan terjadi di sektor antara Desa Guru Kinayan - Desa Suka Meriah - Desa Bekerah.

Kemudian potensi longsor di lereng utara Gunung Sinabung (Lau Kawar) masih tinggi karena terdapat lubang tembusan fumarola baru dan telah beberapa kali terjadi longsor di dua lokasi di lereng utara Gunung Sinabung dan mengancam permukiman warga di daerah Lau Kawar, Desa Kuta Gugung, dan Desa Sigarang-garang.

Hal itu disampaikan Hendrasto dalam Rapat Koordinasi Lintas Instansi Penanganan Erupsi Gunung Sinabung, di Rumah Dinas Gubsu Jalan Sudirman No 41 Medan, Senin (23/12).

Rapat tersebut dipimpin Gubsu Gatot Pujo Nugroho didampingi Bupati Karo Kena Ukur Karo Jambi serta dihadiri Deputi Penangan Darurat BNPB Tri Budiarto, Wakapoldasu Brigjen Baharuddin, Anggota DPRD Sumut Brilian Moktar, Dandim 0205/TK Letkol Inf Meyer Putong selaku Komandan Tanggap Darurat Erupsi Gunung Sinabung, dan pimpinan SKPK jajaran Pemprovsu.

Lebih jauh dipaparkan Hendrasto, Sinabung sudah mengalami erupsi efusif pada 16 Desember 2013 ditandai dengan munculnya material di bagian tenggara kawah utara dan membentuk kubah lava. Sinar api di kawah utara teramati dari Pos PGA Gunung Sinabung pada 22 Desember 2013.

Guguran atau longsoran material dari dinding kawah Gunung Sinabung ke arah tenggara juga mulai sering terjadi sebagai akibat desakan material yang keluar dari kawah utara.

Kemudian, data kegempaan didominasi oleh gempa Low Frequency dan gempa Hybrid, yang diinterpretasikan adanya penambahan tekanan di area dangkal di bawah kawah Gunung Sinabung.

Gempa guguran mulai intensif terekam. Data deformasi dan hiposenter  gempa mengindikasikan adanya perpindahan tekanan dari tempat yang dalam  menuju tempat yang lebih dangkal.

Nilai Fluks SO2 menunjukkan kecenderungan menurun, diinterpretasikan berhubungan dengan adanya sumbat atau kubah lava di kawah Gunung Sinabung. Nilai CO2 dan H2S terus menunjukkan peningkatan.

Dari hasil pemantauan visual dan instrumental serta potensi ancaman bahaya Gunung Sinabung tersebut, maka PVMBG merekomendasikan agar masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak mendaki dan melakukan aktivitas pada radius 5 km dari kawah Sinabung.

Masyarakat di 17 desa meliputi Guru Kinayan, Sukameriah, Berastepu, Bekerah, Gamber, Simacem, Perbaji, Mardinding, Kuta Gugung,  Kuta Rakyat, Sigarang-garang, Sukanalu, Temberun, Kuta Mbaru, Desa Kuta Tonggal, Tiga Nderket, Slandi, serta 2 dusun, yakni Sibintun dan Lau Kawar agar diungsikan.

Kemudian masyarakat Desa Kuta Tengah yang terletak pada arah tenggara bukaan kawah Gunung Sinabung, serta Desa Kebayaken, Desa Naman, Desa Kutambelin, yang berada di luar radius 5 km dari puncak Sinabung,  berpotensi terkena material jatuhan letusan, agar diungsikan.

"Sehubungan sudah memasuki musim hujan maka masyarakat yang bermukim dekat sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap ancaman bahaya lahar dan masyarakat agar tetap tenang dan senantiasa mengikuti arahan dari Pemerintah Kabupaten Karo/Muspida Karo yang senantiasa mendapat laporan tentang aktivitas Gunung Sinabung," sarannya. [ded/dito]



Pemprov Sumut Segera Bagikan Rp. 260 Miliar Bantu Warga Terdampak Covid 19

Sebelumnya

Kadispar: Kalau Ada yang Bandel tak Ada Rasa Kemanusiaannya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Pemerintahan