post image
KOMENTAR
Tim pengawas independen yang dibentuk berdasarkan surat keputusan Gubernur Sumatera Utara, berkeyakinan, perusahaan bubur kertas TobaPulp selaku perusahaan HTI dan masyarakat Tapanuli, diminta bersatu dalam melindungi dan mengembangkan pohon kemenyan (haminjon).

Harapan tersebut diungkapkan sekretaris tim pengawas independen, Ir Hasundungan Butar-butar MSi, bersama dua anggota tim lainnya yakni Ir Rikson B Simarmata MEE (mantan Rektor Universitas HKBP Nomensen), dan Prof SB Simanjuntak belum lama ini, ketika melakukan kunjungan kerja ke pusat pembibitan haminjon TobaPulp, di nursery, Parmaksian, Tobasamosir.

Dalam siaran persnya, Senin (14/4/2014), dikatakan pusat pembibitan kemenyan (Styrax sumatrana Dryand) yang selama ini telah dibentuk TobaPulp, diharapkan mampu memberikan warna baru dalam pengembangan pohon kemenyan di masa depan, sebab hingga kini masih memiliki manfaat besar sebagai pohon kehidupan bagi masyarakat Toba.

"Kami selaku tim pengawas independen memberikan motivasi dan dukungan moral terhadap TobaPulp dan masyarakat agar mempertahankan konsep pelestarian lingkungan, dengan cara melindungi tanaman kemenyan yang tertata dan diusahai masyarakat, serta memperbanyak tanaman melalui pembibitan. Meskipun konsep perbanyakan bibit masih ada dengan cara konvensional, yang jelas saat ini sudah tersedia ribuan bibit di pusat pembibitan dan sebentar lagi sudah siap untuk ditanam," ucap Hasundungan Butar-butar.

Sementara itu Prof SB Simanjuntak mengatakan, hasil kunjungan kerja mereka kali ini bertujuan untuk mendukung TobaPulp dan masyarakat, agar selalu bahu-membahu memberdayakan pembibitan kemenyan.

"Keberadaan pusat pembibitan kemenyan yang dibentuk perusahaan sangat positif. Bila hasilnya ditanam hingga menghasilkan getah, itu berarti memberi masyarakat sumber pendapatan tambahan. Apalagi, dari dulu hingga sekarang permintaan pasar terhadap kemenyan masih diperhitungkan. Bila permintaan meningkat, maka pasti petani bisa tersenyum," sebut Prof SB Simanjuntak, salah seorang guru besar di Universitas Sumatera Utara.

Kunjungan kerja tim pengawas independen diterima langsung Direktur TobaPulp, Juanda Panjaitan. Menurut Juanda, TobaPulp memiliki komitmen kuat dalam hal pelestarian lingkungan, terutama menjaga dan mengembangkan pohon kemenyan dengan mengikutsertakan masyarakat.

Untuk pengadaan bibit berkualitas, TobaPulp juga melakukan kerja sama dengan Balai Penelitian Kehutanan (BPK) Aek Nauli, Sumatera Utara. Hasilnya, BPK telah mengirim ribuan bibit kemenyan untuk dirawat dan dibesarkan di lokasi HTI TobaPulp sektor Tele sampai tiba waktunya bisa ditanam di lokasi sesungguhnya.

Perbanyakan bibit kemenyan oleh TobaPulp melalui teknik klon (yang menjamin kualitasnya sama dengan induknya yang terseleksi) di kompleks pabrik, di Parmaksian, oleh Juanda diistilahkan sebagai "mimpi yang jadi kenyataan."

Juanda juga mengatakan dalam mengelola HTI, TobaPulp menerima sertifikasi PHPL (Pengelolaan Hutan Produksi Lestari) karena telah menerapkan semua aspek yang dipersyaratkan untuk itu, meliputi: perizinan, sosial, lingkungan, dan produksi.

Khusus tentang produksi, peraturan mempersyaratkan kawasan lindung di dalam konsesi cukup 10% tetapi realisasinya jauh lebih luas, 24%; tanaman unggulan 10%; tanaman kehidupan 5% namun realisasinya 8%; sarana-prasarana 5 % realisasinya hanya 1,4%; serta tanaman pokok 70% kenyataannya cuma di-plot 40%. Kebijakan itu bertujuan untuk memberikan perlindungan-ekstra terhadap lingkungan hutan. [ded]


Teks Foto:
Direktur TobaPulp Juanda Panjaitan (kanan) memperlihatkan kepada Prof SB Simanjuntak dan Ir Rikson Simarmata bibit klon kemenyan (Styrax sumatrana dryand) di Centeral Nursery di Parmaksian. [istimewa]

Komunitas More Parenting Bekerja Sama Dengan Yayasan Pendidikan Dhinukum Zoltan Gelar Seminar Parenting

Sebelumnya

Sahabat Rakyat: Semangat Hijrah Kebersamaan Menggapai Keberhasilan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Komunitas