post image
KOMENTAR
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) dalam keterangan tertulis di media pada Rabu (1/10/2014) lalu, menunjukkan kinerja keuangan Bank Sumut kian merosot ditandai penurunan peringkat obligasi III senilai Rp600 miliar dari idA+ ke idA dan menurunkan peringkat obligasi subordinasi I senilai Rp400 miliar dari idA menjadi idA-.
 
Menurut Pefindo, penurunan peringkat dipicu oleh melemahnya kualitas aset untuk hampir seluruh kategori yang telah berdampak pada profil rentabilitas bank. Selain itu, pertumbuhan kredit dan pendanaan Bank Sumut mengalami stagnasi akhir-akhir ini. Peringkat tersebut juga dibatasi permodalan bank yang moderat.
 
Ditemui wartawan, Minggu (5/10/2014), Bahrein H Siagian pemimpin divisi SDM yang dicopot jabatannya dan di PHK tanpa prosedur oleh direksi mengatakan penurunan peringkat dan penilaian negatif Pefindo kedua kalinya pada tahun ini adalah refleksi dari penurunan kinerja keuangan Bank Sumut sepanjang tahun 2014.
 
Memburuknya rasio NPL dan pertumbuhan kredit yang stagnan di satu sisi dan bengkaknya biaya operasional di sisi lain berdampak signifikan terhadap penurunan laba Bank di tahun 2014 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

"Seluruh Dewan Komisaris dan Direksi harus bertanggung jawab, jangan mereka cari alasan atau menyalahkan orang lain terhadap penurunan kinerja keuangan dan krisis permodalan Bank Sumut saat ini," tegas Bahrein.
 
Menurut Bahrein, melemahnya kualitas aset dapat dilihat dari naiknya rasio kredit macet (NPL Gross) yang pada akhir bulan September 2014 ini bahkan sudah menyentuh angka enam persen, memburuk dibanding Juni 2014 sebesar 5,46 persen. 

"Inilah bukti ketidakmampuan direksi khususnya Direktur Bisnis dan Syariah Edie Rizliyanto dalam mengelola kredit di Bank Sumut. Padahal beberapa bulan lalu dia sesumbar di media akan mampu menurunkan rasio NPL pada September ini menjadi di bawah tiga persen,” lanjut Bahrein.
 
Pertumbuhan yang stagnan menurut Pefindo juga terjadi di pendanaan. Menanggapi hal itu Bahrein mengatakan, "Biaya perjalanan dinas Direktur Pemasaran Ester Junita Ginting dan kegiatan promosinya sudah sangat besar. Bahkan biaya tersebut sudah melampaui budget, namun tidak menghasilkan pertumbuhan dana apapun bagi Bank Sumut, kecuali untuk pencitraan dirinya saja," ungkapnya.
 
Bahrein juga menyatakan keheranannya atas perbedaan hasil analisa kinerja keuangan yang dilakukan Pefindo dengan kesimpulan pejabat OJK Regional 5 beberapa waktu lalu.

"Kinerja keuangan yang dianalisis sama, tapi hasil kesimpulan yang dirilis berbeda jauh. Pefindo memberikan sanksi penurunan peringkat, OJK malah memberikan apresiasi. Ini aneh, ada apa dengan OJK," ujar Bahrein.[rgu]

Kemenkeu Bentuk Dana Siaga Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Sebelumnya

PTI Sumut Apresiasi Langkah Bulog Beli Gabah Petani

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ekonomi