post image
KOMENTAR
Pengamat Politik Universitas Sumatera Utara, Agus Suryadi mengatakan kampanye melalui pemasangan baliho pasangan calon di Pilkada Medan 2015 tidak akan efektif untuk meraih simpatik dari masyarakat. Termasuk baliho "Provokatif" yang dipasang untuk menjatuhkan lawan dimata masyarakat.

Hal ini disampaikannya menanggapi mulai munculnya baliho yang provokatif yang dipasang oleh pasangan calon Ramadhan Pohan-Eddie Kusuma (REDI) dengan mengumbar berbagai foto kebobrokan Kota Medan sembari memplesetkan jargon pasangan Dzulmi Eldin-Akhyar Nasution (BENAR) lewat gambar banjir, sampah, jalan berlubang dan kemacetan.

"Baliho itu hanya dilihat sepintas oleh masyarakat, jadi itu tidak berpengaruh besar untuk mencuri simpati masyarakat," katanya, Selasa (27/10).

Akademisi yang juga menjadi dosen pada Program Pascasarjana USU ini menjelaskan strategi mencuri simpatik pada masyarakat di Kota Medan berbeda dengan strategi di daerah-daerah lain yang mudah terprovokasi oleh isu-isu seperti kinerja yang buruk, isu SARA hingga isu lain yang biasanya bermunculan jelang Pilkada. Dari pengamatannya ia menyebut justru kunjungan ke rumah-rumah warga hingga praktik "serangan fajar" jauh lebih efektif untuk mendulang suara.

"Saya selalu katakan, praktik ini justru yang harus mendapat porsi lebih untuk diawasi oleh Panwaslu. Dari beberapa riset sederhana yang kami lakukan, warga masih banyak yang tergerak untuk memilih karena ada "sesuatu" yang diperolehnya dari pasagan calon tersebut terutama berupa materi ataupun sembako," ungkapnya.[rgu]

Penundaan Pelantikan Kepala Daerah di Kepulauan Nias akan Membuat Kepulauan Nias Semakin Mundur!

Sebelumnya

Maju di Pilkada Sumut, Sofyan Tan Pasti Punya Hitung-hitungan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga