post image
KOMENTAR
Seandainya Pucuk Dicinta Ulam Tiba

hujan malam ini
takkan kuceritakan padamu
yang sedang menyendiri
di seberang sana

biarlah dia larut
dengan segala karut
biarlah dia luput
membasahi rumput
gelegar guntur menyurut
batu-batu hijau berlumut

entah nanti setelah reda
ada jendela yang terbuka
masih sempat bertukar kata
atau raga yang merindu sua
mungkin pucuk dicinta ulam tiba

23 Jan 2013


Kelam Tanpa Gerimis

kubaringkan malam
di selasar pijar lampu jalan
daun-daun diam
dahan menahan
tak sepercik bening pun
tetas hujan menitis
berbaris-baris
seperti mata air tangis
seperti air mata habis

30Rabiulawal1436H
21Januari2015M
11.48




Bahasa Puisiku Sholat

padaNya badanku tegak
menghadap kiblat
akal nan mulia
di atas haribaan badan
iman sebab ayat-ayat bacaan

dalam rukuk,
badan membungkuk
akal setara perut
pinggang lentur mengerut
pesan-pesan turun pada keseharian

sebab sujud itu
laut pikiran menyurut
akal segaris pada telapak kaki
di bawah perut
Ia mengajarkan ilmu
pandai-pandai membaca kehidupan

11 Rabiulakhir 1437H
21.1.2016M





Zulkarnain Siregar
Populer dikenal sebagai Lentera Langit Jingga
Menulis puisi dan katif di sejumlah forum kepenyairan Indonesia.
Sejumlah bukunya telah diterbitkan. DIantaranya Selendang Berenda Jingga (2011). Serta sejumlah antologi bersama penyair Kota Medan dan Nasional.

Ibu Tanah Air

Sebelumnya

16 Titik Api Dideteksi Di Sumatera, Singapura Berpotensi Berkabut

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Rumah Kaca