post image
KOMENTAR
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengkhawatirkan penyebaran virus Zika lewat hubungan seksual, dan menyerukan penyelidikan serius atas kasus ini.

"Kami sangat khawatir dengan kasus penularan virus Zika lewat hubungan seks. Kami harus memahami kondisi dan seberapa sering hubungan seks memicu terjadinya transmisi virus Zika. Adakah cairah tubuh yang terlibat," ujar juru bicara WHO Gregory Hartl, seperti dikutip Antara, Kamis (4/2).

Kasus transmisi virus Zika lewat hubungan seks kali pertama dilaporkan media AS tahun 2008, dengan pasien seorang pria yang baru kembali dari Senegal. Pada Selasa lalu (2/2), AS juga melaporkan satu pasien yang mendapatkan virus Zika setelah melakukan hubungan seks. Untuk itu, WHO menurut Hartl, merespon laporan ini dengan menggelar pertemuan para pakar.

Semula, virus Zika diketahui disebarkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk menggigit pengidap virus Zika dengan membawa virus itu dan menularkannya ke orang lain yang digigit. Setelah penemuan virus Zika bisa ditularkan lewat hubungan seks, muncul kekhawatiran di seluruh dunia bahwa virus juga bisa ditularkan lewat transfusi darah.

Saat ini virus Zika aktif menginfeksi ribuan orang di 24 negara di Amerika Latin. Di Brasil, misalnya, 4.000 wanita hamil terinfeksi. Bayi-bayi yang lahir dari ibu terinfeksi memiliki kepala dan otak yang kecil (mikrosefali) dan sindrome gangguan saraf.

WHO juga memperingatkan kemungkinan penyebaran virus di Afrika dan Asia, dua wilayah di muka bumi dengan tingkat kelahiran tinggi, dan selatan Eropa.

Kepala WHO Eropa Zsuzsanna Jakab mengatakan, setiap negara Eropa yang memiliki nyamuk Aedes beresiko tinggi bagi penyebaran virus Zika. Sejumlah wisatawan Eropa diketahui terinfeksi virus Zika setelah bepergian ke Amerika Latin. Namun, belum ada kabar terjadi penularan.

"Sudah waktunya bagi negara-negara Eropa mempersiapkan langkah mengurangi risiko penyebaran," ujarnya.[rgu]

Inovasi Pemutus Rantai Penularan Tuberculosis Paru Melalui Wadah Berisi Lisol Terintergrasi Startegi Derectly Observed Treatment Shourtcourse (DOTS)

Sebelumnya

Cegah Stunting Melalui Pemberdayaan Masyarakat

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Kesehatan