post image
KOMENTAR
Rencana pemerintah melakukan impor daging kerbau dari India patut ditolak. Hal itu, bertentangan dengan budaya konsumen Indonesa serta masyarakat yang tidak terbiasa mengkonsumsi daging kerbau.

Menurut, anggota Komisi IV DPR Firman Soebagyo, pemerintah melalui Kementerian Pertanian harus memikir ulang rencana melaku impor daging kerbau dari India sebagai upaya menurunkan harga daging.

"Keputusan tersebut bertentangan dengan budaya konsumen di Indonesia," ujarnya di Jakarta, Minggu (17/7).

Politisi Partai Golkar itu menjelaskan, tujuan pemerintah mengimpor daging kerbau untuk menyiasati agar harga daging sapi bisa turun hingga di bawah Rp 80.000 per kilogram. Firman membantah jika pasar Indonesia ingin dijadikan seperti Malaysia yang biasa memakan daging kerbau dan memiliki kebutuhan dan struktur pasar niaga daging yang sangat berbeda.

"Pemerintah selama ini tetap saja tak mempertimbangkan terhadap nasib para peternak-peternak lokal. Karena pada akhirnya nanti, ada pemaksaan kehendak dari pemerintah terhadap masyarakat yang terbiasa makan daging sapi untuk mengosumsi daging kerbau," jelasnya.

Dia menambahkan, jika Kementan tetap bersikeras mengimpor daging kerbau tanpa mempertimbangkan faktor sosiologis maka yang dirugikan akibat kebijakan tersebut adalah masyarakat yang saat ini masih menggantungkan hidupnya kepada sektor peternakan karena akan mematikan posisi penghasilan petani lokal.

"Pemerintah sebelum mengeluarkan kebijakan sebaiknya mempertimbangkan untung rugi khususnya yang bersentuhan dengan dapur rakyat kecil," tegas Firman. [hta/rmol]

Kemenkeu Bentuk Dana Siaga Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Sebelumnya

PTI Sumut Apresiasi Langkah Bulog Beli Gabah Petani

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ekonomi