post image
KOMENTAR
Kalangan DPRD Sumatera Utara, tidak henti-hentinya mengingatkan jajaran Direksi PT Bank Sumut agar terus meningkatkan profesionalisme kerja yang dinilai belum mumpuni. Anggota Komisi C, Muslim Simbolon menilai saat ini jajaran Direksi PT Bank Sumut masih gagal dalam mewujudkan keinginan mereka.

Salah satu indikasinya menurut Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini yakni penyertaan modal sebesar Rp78 miliar yang tidak bisa dipergunakan oleh PT Bank Sumut yang meski anggarannya sudah tercantum dalam R-APBD 2017 namun terganjal Peraturan Daerah (Perda). Alhasil, penyertaan modal itu terpaksa dicantumkan lagi dalam APBD 2017. Ironisnya, di samping persoalan itu, Muslim juga kembali membeberkan berbagai masalah yang tengah dihadapi oleh PT Bank Sumut, termasuk laba maupun penurunan Non Performing Loan (NPL).

Untuk itu, sebagai wakil rakyat yang membidang keuangan, ia juga mengingatkan Dirut dan jajaran Dewan Komisaris PT Bank Sumut agar jangan memberikan angin surga kepada Gubsu HT Erry Nuradi, dengan mengaku seolah-olah kinerja bank plat merah tersebut telah sukses menekan NPL menjadi 4,68%,  serta pencapaian laba bruto (unaudited) yang mampu menembus Rp815,8 miliar pada tahun 2016.

"Kita melihat kinerja jajaran Direksi PT Bank Sumut telah gagal, sebab peningkatan laba maupun penurunan NPL bukan dikarenakan kehebatan kinerja jajaran Direksi, tapi dikarenakan diadakan "write off" (penghapus bukuan) sebesar Rp325 miliar yang dilaksanakan pada tahun 2016 lalu," katanya, Rabu (8/2).

Perlu diketahui, kata Muslim, jika PT Bank Sumut pada saat itu tidak melakukan "write off", NPL-nya atau kredit bermasalahnya tetap tinggi mencapai 7 % lebih, sehingga kepercayaan masyarakat terhadap Perbankan kebanggaan Sumut itu  bisa menurun dan tentunya akan mempengaruhi sistem operasionalnya.

"Jadi pencapaian laba serta menurunnya NPL bukan keberhasilan jajaran Direksi PT Bank Sumut seperti yang disampaikan Dewan Komisaris Rizal Fahlevi yang didampingi Komisaris Independen Brata Kesuma, Komisaris Hendra Arbie dan Dirut Bank Sumut Edie Rizliyanto kepada Gubsu," tegas Muslim Simbolon.

Bahkan Muslim mempertanyakan kinerja jajaran Direksi PT Bank Sumut yang terkesan kurang mampu  menurunkan NPL pada tahun 2016 tanpa melakukan write off. Karena harus diketahui, tingginya NPL merupakan salah satu indikator kunci untuk menilai kinerja fungsi bank, diantaranya sebagai lembaga intermediary atau penghubung antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana.

"Kalau jajaran direksi hanya mampu menekan NPL dengan cara melakukan write off, tentunya siapapun tahu. Seharusnya Gubsu untuk lebih jeli melihat kinerja jajaran Direksi maupun Dekom PT Bank Sumut, agar BUMD Sumut ini benar-benar bisa eksis. Gubsu harusnya lebih selektif menerima laporan jajaran Dekom dan Dirut PT Bank Sumut, sebab lembaga legislatif dan eksekutif ingin menjadikan keberadaan PT Bank Sumut ini menjadi  bank yang paling baik se-Indonesia," pungkasnya.

Sementara itu Ketua Pemuda Lumbung Informasi Rakyat Ahmad Ibrahim Hutasuhut menilai, buruknya kinerja Bank Sumut disebabkan berbagai faktor baik dari internal maupun eksternal.

"Komunikasi dirut yang buruk menyebabkan tdk masuk nya setoran modal tahun 2016, selain dari ketidakpedulian pemprovsu dalam meningkatkan peran dan kinerja bank sumut terhadap pembangunan ekonomi daerah" tandasnya singkat.‎[rgu]

Kemenkeu Bentuk Dana Siaga Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Sebelumnya

PTI Sumut Apresiasi Langkah Bulog Beli Gabah Petani

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ekonomi