post image
KOMENTAR
gara-gara adanya kebijakan baru pemerintah yang dinilai memberatkan industri otomotif yakni uang muka (down payment/DP) kendaraan 25 persen benar-benar memukul industri sepeda motor. Selain itu bea masuk antidumping baja lembar canai dingin (CEC) yang bakal diterapkan tahun ini memicu penjualan sepeda motor merosot.

Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) mematok target penjualan sepeda motor di 2013 hanya sebanyak 6 juta unit atau turun 15,5 persen dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai 7,1 juta unit. Penurunan itu karena adanya kebijakan baru pemerintah yang dinilai memberatkan industri otomotif.

Ketua Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Gunadi Sindhuwinata mengatakan, penjualan motor tahun ini akan menurun dibanding tahun sebelumnya. Padahal, pasar industri motor Indonesia sangat pesat. Bahkan, Indonesia peringkat ketiga setelah China dan India. Kapasitas produksinya sudah mencapai 8,5 juta unit.

“Kebijakan baru pemerintah membawa dampak buruk bagi pertumbuhan industri motor tahun ini sehingga penjualan sepeda motor diprediksi flat 6 juta unit,” kata Gunadi di Jakarta, Kamis (21/2).

Kondisi ini pun, kata dia, membuat para pengusaha ketar-ketir. Banyak pengusaha yang mulai mempertimbangkannya, dan berharap akan ada peningkatan penjualan tahun ini.

“Meskipun begitu, kita sebenarnya masih memiliki sedikit harapan sehubungan kenaikan upah minimum provinsi (UMP) yang bisa mendorong daya beli masyarakat,” katanya.

Wakil Ketua AISI, Johannes Loman menuturkan, penurunan yang terjadi di awal-awal tahun ini berdampak pada market setahun ke depan. Dia berharap, daya beli masyarakat bisa naik, karena pendapatan juga meningkat dengan adanya kenaikan UMP.

“Karena itu, saya bilang ini balance. Jadi penjualan kita tahun ini flat,” katanya saat dikontak Rakyat Merdeka, kemarin.

Sementara, inflasi tahun ini, katanya, tidak akan berdampak terlalu besar pada penjualan sepeda motor, kecuali sudah lebih di atas dua digit.

Loman yang juga menjabat Vice President Executive, PT Astra Honda Motor (AHM) ini mengatakan, kondisi ini juga berpengaruh bagi penjualan AHM. Namun, ia belum bisa memprediksi seberapa besar pengaruhnya terhadap penjualan AHM.

“Sama seperti tahun sebelumnya, AHM selalu mengambil jatah market share 60 persen dari target yang diberikan oleh AISI. Kalau ditargetkan 6 juta unit, ya kami mengambil target sekitar 3,6 juta unit. Sedangkan tahun lalu, target penjualan 7,1 juta unit, kami mampu membukukan penjualan sekitar 4,08 juta unit,” kata Loman.

Tahun ini, AHM masih mengandalkan penjualan dari segmen model skuter otomatik atau skutik, yang tahun lalu laris terjual  69,9 persen dari total penjualan Honda. Di segmen sepeda motor bebek, AHM berhasil menjual sebanyak 1,05 juta unit atau 25,9 persen. [Harian Rakyat Merdeka]

Kemenkeu Bentuk Dana Siaga Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Sebelumnya

PTI Sumut Apresiasi Langkah Bulog Beli Gabah Petani

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ekonomi