post image
KOMENTAR
Bank Indonesia mencatat total aset perbankan di Sumatera Utara, pada September 2014 lalu  mencapai Rp.229,54. Jumlah itu tumbuh 13,4 persen  dibandingkan September 2013  hanya Rp.202,42 triliun.

Jika dibandingkan periode bulan sebelumnya, pertumbuhan itu cenderung mengalami perlambatan. Dimana pada Agustus 2014 lalu, aset perbankan di Sumut tumbuh 14,15 persen dari Rp.193,99 triliun menjadi Rp.221,44 triliun.

Direktur Eksekutif Bank Indonesia Wilayah IX Sumut-Aceh, Difi Ahmad Johansyah mengatakan, perlambatan pertumbuhan aset perbankan di Sumut, terjadi seiring dengan kinerja pertumbuhan kredit yang juga melambat.

"Perlambatan aset ini berkorelasi langsung dengan perlambatan kredit kita yang hanya tumbuh 8,67 persen secara tahunan pada September 2014 lalu. Dari Rp.146,56 triliun, menjadi hanya Rp.159,26 triliun. Padahal pada Agustus sebelumnya, kredit tumbuh hingga 9,29 persen, dari Rp.143,11 triliun menjadi Rp.156,4 triliun," jelasnya, Kamis(6/11/2014).

Selain kredit, mahalnya Dana Pihak Ketiga (DPK) juga  memberikan kontribusi pada terpangkasnya pertumbuhan aset perbankan di Sumut. Total perolehan DPK pada September lalu mencapai Rp.174,67 triliun rupiah, atau tumbuh 17,53 persen dibandingkan September 2013.

Perolehan itu melambat dibandingkan  Agustus 2014 yang tumbuh 18,13 persen, dari Rp.141,44 triliun menjadi Rp.167,09 triliun.

"Perolehan DPK juga tidak maksimal, sehingga berdampak pada perolehan aset. Khusus terhadap tabungan, yang hanya tumbuh 5,87 persen, dari Rp.62,81 triliun, menjadi Rp.66,5 triliun pada September lalu. Padahal di Agustus, pertumbuhannya mencapai 8,73 persen, dari Rp.60,74 triliun, menjadi Rp.66,04 triliun," ungkapnya.[rgu]

Kemenkeu Bentuk Dana Siaga Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Sebelumnya

PTI Sumut Apresiasi Langkah Bulog Beli Gabah Petani

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ekonomi